Mendengar terikan Demung, maka Rakyan Sanjaya dan Permana Aji menghentikan serangannya. Rakyan Sanjaya memandang dengan tajamnya kearah Demung. "Jadi kamu menyerah Demung?", Tanya Rakyan Sanjaya. Ya Rakyan, saya dan anak buah saya tidak akan mungkin memenangkan pertempuran ini. Tapi ampunilah kami Rakyan, jangan kau bunuh kami.
"Tidak bisa!!!, kalian tetap harus menjalani hukuman karena kalian sudah berniat untuk membunuh Saya dan Permana Aji", kata Rakyan Sanjaya dengan tegas. "Ampunilah kami Rakyan", kata Demung sambil menyembah Rakyan Sanjaya. "Kalian harus dihukum, karena kalian berniat membunuh, maka kalian semua juga harus dilenyapkan dari muka bumi ini", kata Rakyan dengan penuh kewibawaannya.
Tubuh Demung dan kawan-kawannya semakin gemetar, mereka sudah membayangkan tidak akan dapat bertemu kembali dengan keluarga mereka. Walau mereka bajak laut, tetapi menghadapi kematian di depan mata, ternyata ciut juga nyali mereka. Demungpun tak kuasa menahan air matanya. Ampunilah kami Rakyan Sanjaya yang bijaksana, pinta Demung dengan memelas. Kami sebenarnya hanyalah orang-orang suruhan saja dan kami mendapatkan iming-iming hadiah yang besar untuk melakukan tugas ini.
"Siapa yang menyuruh kamu?", Tanya Rakyan Sanjaya kepada Demung. Sebenarnya Guru kami yang menyuruh kami untuk membunuh Rakyan. Bahkan Guru kami bukan hanya menyuruh kami saja, tetapi ada beberapa kelompok yang disebar untuk mencari Rakyan dan mendapatkan tugas yang sama untuk membunuh Rakyan.
Nampak wajah Rakyan Sanjaya menegang, giginya pun beradu, menahan amarah yang tertahan, mendengar apa yang dikatakan oleh Demung. "Ini benar-benar rencana yang jahat, adi Permana Aji", kata Sanjaya. "Ya kakang", jawab Permana Aji. Mereka sudah berniat dan merencanakan dengan matang untuk memburu kakang, kata Permana Aji.
Lalu, "siapa yang menyuruh gurumu untuk membunuhku?", Tanya Rakyan Sanjaya. "Aku benar-benar tidak tahu Rakyan, siapa yang menyuruh guru untuk membunuh Rakyan Sanjaya", kata Demung. Saya tidak percaya!, kamu pasti bisa bercerita siapa yang menyuruh gurumu. Â
"Saya benar-benar tidak tahu Rakyan", Kata Demung dengan memelas. Yang saya ketahui cuma beberapa kali padepokan guru didatangi senopati dari kerajaan Galuh. Tetapi apa yang dibicarakan dan apa keperluannya, saya tidak tahu. Pada suatu kesempatan murid-murid padepokan dikumpulkan oleh guru. "Lalu apa yang yang dikatakan gurumu?", Tanya Rakyan Sanjaya tidak sabar ingin mendengar jawaban Demung.
Guru mengatakan kepada murid-murid semua, bahwa mereka harus membuat kelompok-kelompok untuk memburu Rakyan Sanjaya. Kata guru, Rakyan Sanjaya orang yang berbahaya yang akan mengganggu ketentraman kerajaan Galuh dan tatanan masyarakat yang ada. Dan siapa saja yang berhasil untuk membunuh Rakyan Sanjaya akan mendapatkan hadiah.
Bersambung ke halaman 4
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H