"Sejak kamu dan kawan-kawanmu datang, saya sudah bersiap untuk menghadapi kamu," kata Rakyan Sanjaya.
"Bersiaplah adi Permana Aji, nampaknya kita kedatangan tamu yang tidak diundang untuk menangkapku," kata Rakyan Sanjaya.
"Saya sudah siap kakangmas Sanjaya. Nampaknya kita punya kawan berlatih kakangmas," kata Permana Aji.
Kalian jangan gila ini bukan latihan anak muda, teriak pimpinan orang-orang itu. Kalau kalian belum tahu siapa aku, kalian boleh menganggap ini hanyalah latihan bertempur. Tapi sebaiknya kalian mengetahui dengan siapa kalian berhadapan.
"Lalu siapa kalian itu?" tanya Rakyan Sanjaya.
"Baiklah Rakyan Sanjaya biar kamu nanti mati tidak penasaran, kenalkan namaku adalah Demung. Aku seorang bajak laut yang sudah malang melintang di samudera sebelah barat. Dan setelah kamu menyadari berhadapan dengan siapa, maka kamu Jangan menjadi ketakutan mendengar namaku," kata Demung.
"Kamu sekarang sudah terkurung rapat, saya bawa sepuluh orang. Anak buahku bukanlah orang sembarangan, semuanya sudah terlatih, mereka sudah biasa bertempur," kata Demung.
"Aku dan temanku tidak pernah takut denganmu Demung," kata Rakyan Sanjaya.
"Aku hanya sedang memikirkan kenapa orang seperti kamu dan mungkin pendekar-pendekar yang lain mau diperalat untuk membunuhku. Bukankah nyawa orang itu lebih berharga dari harta berapapun?," tanya Rakyan Sanjaya.
"Kamu tidak usah merajuk begitu seperti sedang menyesali dirimu sendiri Rakyan Sanjaya. Kita ini masih hidup di dunia, jadi harta itu lebih berarti dari nyawa sekalipun," kata Demung.
"Ya memang benar katamu itu Demung, tapi itu kalau kamu bisa hidup terus dan tidak pernah akan mati," kata Rakyan Sanjaya.