"Nampaknya perang tak dapat dihindari lagi, Baginda Raja Kertajaya tidak mau mengubah pendiriannya," kata Mpu Purwa yang sekarang sudah mendapat gelar nama Mahesa Agni dari Raja Sri Rajasa.
"Nampaknya demikian kakang," jawab Panji Pati-Pati. Tetapi siapa sebenarnya orang-orang dibalik pemikiran Raja Kertajaya itu. Saya yakin pasti ada yang mempengaruhi Raja Kertajaya, sehingga Raja Kertajaya masih berkeinginan untuk disembah oleh para Brahmana dan Pendeta Budha.
"Persis Adi Panji Pati-Pati, saya juga berpikiran demikian," jawab Mahesa Agni. Sebenarnya tidak sekarang saja kebijakan Raja Kertajaya menyimpang dari kebenaran. Raja Kertajaya juga pernah merebut tahta atas putra mahkota, putra kakaknya Raja Kameswara dan itu berhasil. Makanya Raja Kertajaya sampai sekarang masih menduduki singgasananya.
"Saya dengar-dengar, Raja Kertajaya mempunyai banyak guru dan merupakan orang-orang yang sakti," kata Panji Pati-Pati. "Benar Adi Panji Pati-Pati, guru-guru Raja Kertajaya, memang jarang tampil dimuka umum. Tapi mereka mempunyai pengaruh yang sangat besar pada Raja Kertajaya, jawab Mahesa Agni.
Dan menurut cerita ayah Mpu Purwanatha, guru Raja Kertajaya yang paling berpengaruh adalah yang berasal dari kalangbret. Dia seorang pertapa sakti yang bernama Buyut Ageng. Buyut Ageng dapat membentengi Raja Kertajaya dari serangan musuh-musuhnya.
Berlanjut ke Halaman 26
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H