PUTRA MAHKOTA RAJASA MENCARI TAHTANYA
By. Setyagi AM
Halaman 1
Apa yang harus kita lakukan kakang?, ini benar-benar kelewatan. Nampaknya kita akan dijauhkan dari istana. Kakang yang dulu menjabat patih, akhirnya diturunkan. Akupun kelihatan sekali disingkirkan ke tempat yang jauh, walaupun jabatanku tidak turun, tapi peranku di istana sudah tidak berarti lagi.
Brahmana kerajaanpun sudah tidak tahan dan memilih untuk mengundurkan diri. Senopati-senopati yang dulu dekat dengan Raja Narasinghamurti juga dipindah tugaskan. Aku tidak akan tinggal diam kakang, aku akan berupaya terus agar putra mahkota tidak disingkirkan.
Aku dapat merasakan itu kakang, memang halus sekali cara yang dilakukan oleh baginda raja Seminingrat waktu itu. Bhatara Narasinghamurti yang sudah menjadi raja di kediri, ditarik ke Singosari di jadikan ratu Angabhaya. Kemudian di kediri digantikan oleh putra beliau Nararya Murddhaja atau Sri Kertanagara.
Itu sama saja Bhatara Narasighamurti tidak memiliki apapun, kediri juga bukan miliknya, singosari juga bukan miliknya. Ini tidak adil kakang. Aku benar-benar kasihan pada putra beliau Dyah Lembu Tal. Justru dia dijauhkan dari Singosari, dijadikan raja di Jiwana.
Harapanku hanya tinggal satu kakang, putra Dyah Lembu Tal, Nararya Sanggramawijaya harus mendapatkan tempat yang semestinya. Dialah putra mahkota yang sebenarnya kakang.
Tenanglah adi Arya Wiraraja, tenangkan batinmu. Jangan keburu-buru memberikan penilaian. Aku lebih cenderung ini adalah masalah cara yang berbeda antara Baginda Sri Kertanagara dengan kita. Aku juga tidak setuju cara yang dilakukan Baginda Raja yang ingin memperluas wilayah sampai ke bumi Swarnadwipa.
Memang kadang kedudukan dapat membuat orang memandang sesuatu menjadi berbeda. Sri Kertanagara adalah seorang Maharaja, sedang Aku dan Kamu hanyalah seorang pembantu Raja.
Ketika utusan Kaisar China datang ke Singosari dan minta agar Singosari mau mengirim upeti ke Kaisar China, ini dianggap penghinaan bagi Singosari. Maka Baginda Raja Kertanagara murka.
Kalau masalah itu saya sepakat kakang Raganatha, itu masalah harga diri kakang. Tapi yang saya menjadi sakit hati, kenapa dengan tiba-tiba semua pejabat harus dipindahkan secara besar-besaran dan yang dipindah itu semuanya orang-orang yang dekat dengan Bhatara Narasinghamurti.
Karena yang tidak setuju untuk mengirimkan pasukan ke tanah sebrang itu kita-kita ini adi Arya Wiraraja. Jadi Baginda Sri Kertanagara bertindak tegas siapa yang akan mengganggu cita-citanya akan disingkirkan.
Sudahlah adi Arya Wiraraja, saya sangat menghargai pendirianmu. Tapi saya minta tolong, marilah kita jaga bersama Kerajaan Singosari ini. Saya sepakat kakang Raganatha. Saya merasakan begitu susahnya Sri Rajasa memperjuangkan berdirinya Singosari. Aku tidak akan merusak Singosari, tapi aku hanya akan menyelamatkan junjunganku Nararya Sanggramawijaya yang menurutku adalah putra mahkota yang sebenarnya.
Baiklah adi Arya Wiraraja, tapi nasehatku simpan dalam dadamu sendiri yang kamu inginkan itu. Karena dinding-dinding istana ini mempunyai telinga. Terima kasih kakang Mpu Raganatha, Aku selalu menjunjung tinggi segala nasehatmu.
Apakah kamu segera berangkat ke Sumenep adi Arya Wiraraja? Ya kakang, Aku segera minta diri pada baginda untuk mengemban tugas menjadi Adipati Sumenep. Berhati-hatilah Adi, biarlah saya disini untuk mengawasi junjunganmu Nararya Sanggramawijaya. Bagaimanapun Nararya Sanggramawijaya juga junjunganku.
Ditempat yang lain menantu Sri Kertanagara, Ardaraja sedang mendapatkan kunjungan dari seorang yang sudah tua. Orang tua itu rambutnya sudah memutih semua dan sudah jarang-jarang. Nampaknya mereka sedang membicarakan hal yang serius.
Angger Ardaraja, nampaknya di Singosari sedang ada perubahan-perubahan. Benar Mpu Tanakung, ada beberapa pejabat kerajaan yang dipindahkan oleh Baginda Raja Sri Kertanagara. Kalau boleh tahu, kenapa ngger mereka dipindahkan?
Ardaraja diam sejenak, mereka berbeda pendapat dengan Sri Baginda. Mereka tidak sepakat dengan kebijakan baginda untuk mengirimkan pasukan ke Melayu. Kenapa mereka tidak sepakat, Angger Ardaraja?. Bukankah mereka adalah hamba-hamba yang setia pada Raja?. Benar Mpu Tanakung, mereka adalah pembantu-pembantu yang tidak diragukan lagi kesetiaannya dari Raja Sri Kertanagara.
Mungkin bukan pada Raja Kertanagara, tapi pada Singosari mereka setia, kata Mpu Tanakung. Kenapa bisa begitu Mpu?. Ya nyatanya mereka membantah perintah Raja, berarti tidak setia pada Raja Kertanagara. Makanya Ngger Ardaraja, kamu sebagai menantu Sri Kertanagara harus dapat menjaga mertuamu sekaligus Rajamu.
Bersambung ke halaman 2
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H