Mohon tunggu...
setyagi agus murwono
setyagi agus murwono Mohon Tunggu... Wiraswasta - maju bersama

laki-laki

Selanjutnya

Tutup

Money

Kekurangan Pakan Sebagai Penyebab Utama Munculnya Kanibalisme di Tambak Budidaya

1 Juli 2021   17:33 Diperbarui: 1 Juli 2021   17:42 2071
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

KEKURANGAN PAKAN SEBAGAI PENYEBAB UTAMA MUNCULNYA  KANIBALISME UDANG DI TAMBAK BUDIDAYA

By. Setyagi AM

 

Udang adalah hewan yang suka makan sejenis atau sering disebut dengan sifat Kanibalisme. Sifat ini merupakan sifat alami dari udang. Permasalahan yang timbul : udang harus dibudidayakan pada petak tambak yang diisi sejumlah udang. Maka harus dicarikan cara agar sifat alami kanibal dari udang ini tidak merugikan budidaya.

Sifat kanibal udang ini kalau tidak diantisipasi dengan tepat dan benar, akan membawa kerugian yang sangat besar pada budidaya udang. Kerugian yang terjadi karena habisnya udang yang dibudidayakan. Maka mendeteksi sejak dini seberapa besar tingkat kanibal dari udang di tambak kita, akan mengurangi tingkat kerugian.

Penyebab utama udang melakukan kanibal terhadap udang yang lain adalah karena "kekurangan pakan." Pemberian pakan yang tepat sesuai kebutuhan udang di dalam tambak sesuai waktu dan kondisi udangnya adalah solusi paling baik mengatasi masalah kanibal udang. Maka sangat dibutuhkan ketelitian dan pengalaman untuk mengetahui jumlah pakan yang diberikan untuk tambak kita. Sehingga pakan yang diberikan itu "tidak tersisa dan udang merasa tidak kekurangan pakan."

Setiap usaha budidaya udang akan melakukan upaya optimalisasi tambak, untuk dapat ditebar dengan kepadatan yang tinggi. Kepadatan yang tinggi akan mempercepat kanibalisme pada udang. Hal ini terjadi karena deteksi pakan yang tidak tepat, sehingga tambak kurang pakan. Kalau detekti tepat, tambak tidak kurang pakan, maka kanibalisme pada udang dapat ditekan.

Ukuran udang yang tidak seragam akan mempercepat sifat kanibal udang. Sehingga udang yang kecil akan menjadi sasaran untuk dimakan oleh udang yang ukurannya besar. Kalau ada tehnik untuk memisahkan antara udang yang besar dan yang kecil, kemudian dipisahkan di kolam yang berbeda, sebaiknya segera dilakukan. Tetapi kalau tidak bisa dipisahkan, setelah mencapai berat yang dapat dijual, baik yang ukuran besar maupun kecil, sebaiknya segera dipanen.

Udang yang sedang moulting juga menjadi sasaran kanibal udang yang sedang tidak moulting. Sifat moulting udang adalah keharusan, karena untuk menjadi besar udang harus moulting. Kerugian kanibalisme udang saat udang moulting adalah kerugian yang besar. Maka diusahakan tehnik untuk selalu terjadi moulting massal ditambak dan tidak terjadi moulting parsial. Hal ini  adalah langkah yang tepat untuk menghindari kerugian karena sifat kanibal udang.

Kualitas air di tambak harus optimal untuk pertumbuhan udang. Kualitas air yang tidak optimal membuat ada sebagian udang masih tahan sehingga masih sehat dan segar. Tetapi bagi udang yang tidak tahan, akan menjadi sakit dan lemah. Udang yang sakit dan lemah akan menjadi sasaran untuk dikanibal oleh udang yang sehat.

Kanibalisme pada udang dapat menjadi penyebab tersebarnya penyakit udang di tambak tersebut. Udang yang sehat ketika mengkanibal udang yang sakit, dapat tertular penyakit.

Pengamatan usus udang dapat mendeteksi apa yang sedang dimakan oleh udang. Kalau usus udang atau kotoran udang berwarna seperti warna tubuh udang, maka itu berarti sedang terjadi kanibalisme di tambak. Dengan mengetahui sejak dini adanya kanibalisme di tambak, maka langkah antipasi dini dapat dilakukan.

Untuk mengurangi sifat kanibal dari udang dapat dilakukan dengan pemberian asam amino Triptofan pada pakan. Asam amino Triptofan dapat memicu terbentuknya serotonin dalam otak. Semakin banyak serotonin dalam otak, akan mengurangi agresifitas dari udang, sehingga dapat mengurangi sifat kanibal udang.

Bandarjaya, 01 Juli 2021

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun