Mohon tunggu...
Defit Setya
Defit Setya Mohon Tunggu... Freelancer - Student, Free Mom

Seorang musafir dari Desa menimba Ilmu ke Kota menjadi seorang Mahasiswa (ITS). Seperti padi, semakin ia berisi maka semakin ia merundukkan diri, pertanda kerendahan hati.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kata dalam Diamku

10 Februari 2019   14:29 Diperbarui: 10 Februari 2019   14:46 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Komentar apa?
Kau bicara tentang apa?
Hidup adalah misteri yang dihidupkan,
satu terpecahkan,
dua tiga misteri datang menghiasi,
ntah menambah masalah atau ingin menguji,
Sadar atau tidak sadar,
Itulah yang harus terjadi.

Jujur
Kejujuran untuk apa?
Jujur untuk membuat hati teriris dan air mata keluar sebagai tanda ia simpati,
ataukah jujur untuk mengimbangi?
Terkadang jujur dan bohong itu fifty-fifty,
tidak tahu posisinya dimana,
muluk-muluknya hati itu dijujuri apa yang apa dibohongi?
mana ku tahu,...

Baiknya?
Hidup itu kadang seperti berputarnya roda,
kadang diatas,
kadang mau tak mau dibawah juga,
hukum alam istilahnya,
Ketika diatas, bagaimana caranya kita menjaga agar senangnya tak terbuang sia,
tak lain juga saat salah satu berada di bawah,
bagaimana kita memangnya?

So,...
Kejujuran,
Keterbukaan,
no gombal (tapi perlu juga dikit),
Jalani,
Hadapi,
Resiko diminimalisir,
cari aman juga perlu,
Manusia diciptakan dengan sempurna,
Namun, kesempurnaan itu dalam hal tertentu,
ada yang lebih dominan,
tidak semua dikuasai,
dari seratus, sembilan puluh untuk kehidupan surga,
Satu untuk Yusuf dan sembilan untuk semuanya, di dunia.

Tanya kenapa?
Konfirmasi,
Saling berbagi informasi, bukan saling menutupi yang akan timbul sakit hati,
melengkapi bagai sayur dengan bumbunya, bagai siang dan malam, seperti bulan dan bumi,
begitulah sinergi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun