Mohon tunggu...
Defit Setya
Defit Setya Mohon Tunggu... Freelancer - Student, Free Mom

Seorang musafir dari Desa menimba Ilmu ke Kota menjadi seorang Mahasiswa (ITS). Seperti padi, semakin ia berisi maka semakin ia merundukkan diri, pertanda kerendahan hati.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Membungkus "Coding" dalam TIK

2 Desember 2015   16:19 Diperbarui: 2 Desember 2015   16:22 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertama kali penulis mengenal coding ketika masa perkuliahan di suatu kampus teknik, kampus perjuangan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember dalam Mata Kuliah Algoritma dan Pemrograman tahun 2008 lalu. Pengalaman yang sungguh mengharukan, mengejutkan, sedikit shock dengan adanya kode-kode yang ditulis logis diatas 'papan' hitam dan juga putih tersebut.

Meskipun begitu tetap ada rasa menyenangkan ketika kode-kode yang kita buat tertulis 'rapi dan indah' dan berhasil ketika di running. Perasaan negatif timbul karena memang sebelumnya belum mengenal yang namanya coding sama sekali, di SMA penulis yang mulai merangkak naik mensejajarkan diri dengan sekolah-sekolah lain, baru diajarkan tentang Teknologi Informasi dasar.

[caption caption="Keep Calm and Happy Coding, gambar dari www.codermatch.me dengan editing"][/caption]

Isu Kurikulum 2016: Mata Pelajaran Coding wajib untuk SMK

Banyak media yang mengabarkan berita bahwa Kementrian Pendidikan Anies Baswedan melalui Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara akan mewajibkan coding segabai Mata Pelajaran bagi sekolah tingkat SMK. Rasanya tidak terlalu berat untuk sekolah kejuruan, apalagi sudah dalam spesifikasi 'berbau' Teknologi Informasi, tinggal memulai (untuk yang belum ada pelajaran khusus coding) dan mengembangkan (untuk SMK yang sudah ada mata pelajaran khusus tentang coding).

Sebelumnya, coding itu apa dan seperti apa?

Untuk teman-teman yang mengenyam pendidikan di kampus teknik rasanya sudah sangat mengenal apa yang disebut dengan coding, begitu familiarnya sampai lupa apa itu coding. Familiar, karena memang setiap jurusan diajarkan coding dengan bahasa yang ringan sampai pada jenis bahasa yang berat. Coding merupakan langkah-langkah yang tersusun rapi dalam proses pemrograman. coding adalah proses menerjemahkan persyaratan logika dari pseudocode atau diagram alur ke dalam suatu bahasa pemrograman baik huruf, angka, dan simbol yang membentuk program dalam syntax dan bahasa pemrograman tertentu.

 Coding atau pemrograman bertujuan tentu untuk membuat program komputer, dan program komputer itu sendiri adalah kumpulan instruksi-instruksi dalam membantu sebuah komputer dalam mengeksekusi untuk melakukan aktifitas tertentu. Banyak bahasa pemrograman yang sering digunakan untuk membuat sebuah program komputer, seperti VB (Visual Basic), Java, PHP, HTML, Phyton, Ruby, C++, C, C#, Cobol, .Net dan masih banyak bahasa pemrograman komputer lainnya. Namun tentu saja kebutuhan bahasa ini harus disesuaikan dengan fungsi dan perangkat yang menggunakannya.

Katanya, Coding itu susah-sudah gampang

Jika dikatakan susah-susah gampang, kesimpulannya adalah lebih banyak susahnya daripada gampangnya. Melakukan coding memang tidak mudah, walaupun kelihatannya hanya menterjemahkan dari pseudocode atau algoritma yang telah dibuat. Tetapi keterampilan untuk coding bisa diasah dengan cara rajin berlatih coding juga bersabar walaupun seringkali mengalami syntax error.

Sebelum coding tentunya kita harus memahami algoritma dari program apa yang ingin kita buat. Sebelum bercoding ria, kita perlu menulis algoritmanya dan itupun membutuhkan keterampilan dan imajinasi yang kuat. Membuat program itu seperti membuat karya seni, algoritma menjadi polanya, sedangkan coding itu pengaplikasian ke dunia nyata dari pola algoritma yang telah dibuat.

Akan sangat berbeda dengan orang yang sudah terampil alias sudah terbiasa dengan coding dan menjadikannya sebagai profesi, mereka akan dengan mudah menterjemahkan algoritma ke dalam bahasa program. Mereka dengan cepat membayangkan dan memutuskan syntax apa yang diperlukan, dengan yakin mereka mengatakan, ”Coding itu asik lho, kalau udah bisa jadi ketagihan, misalnya ada proyek pembuatan program, nah disitulah mmereka akan berkreasi dengan kemampuan bercoding mereka.

Teknologi Menjawab Kebutuhan Zaman

Ilmu yang mempelajari Teknologi bisa dikatakan ilmu yang cepat expired, mengapa? setiap teknologi yang baru akan digantikan dengan teknologi yang lebih baru. Contoh yang tidak jauh dengan kita adalah ponsel pintar bin Smartphone yang menawarkan aplikasi tercanggih dan fitur-fitur terbaru, beberapa bulan kemudian, vendor lain tak mau kalah dengan mengeluarkan produk tandingan bahkan yang lebih canggih dengan yang sudah ada. Begitu juga dengan program aplikasi dan OS (Operating System) yang ada didalamnya, dari versi1 menjadi versi1.2 dan seterusnya.

Semakin maju Teknologi Informasi, semakin mudah kita mendapatkan informasi. Sebagai user yang friendly dan bijak, harus menyikapinya dengan hal positif. Hal tersebut tidak harus ditunjukkan dengan cara update gadget tiap ada yang baru, akan tetapi dapat memilah dan memilih informasi, mengetahui dan menyesuaikan kebutuhan kita akan informasi yang ingin kita dapatkan melalui teknologi informasi, mengetahui sejauh mana privasi yang kita miliki dan menghargai privasi milik orang lain, menggunakan manfaat teknologi informasi secara bijak dengan tidak menyalahi aturan hukum yang berlaku dan hukum agama kita, merubah cara pandang kita supaya peduli akan kemajuan teknologi informasi dan dampak yang ditimbulkan.

Membungkus Coding dalam Teknologi Informasi dan Komunikasi

Ada sisi baik mengenalkan coding sejak dini, yaitu mulai masa SMA/Sederajat. Untuk pemanasan mengenalkan coding atau pemrograman kepada siswa SMA/Sederajat adalah dengan mengajarkan kepada mereka bahasa pemrograman ringan yang mudah dipahami oleh siswanya. Untuk siswa SMK coding sudah dispesifikkan sesuai pada bidang minat sehingga mereka merasa terbiasa dengan adanya coding.

Bungkus yang indah diharapkan isinya juga indah, artinya, tidak jauh berbeda dengan apa yang ditawarkan oleh kalimat pembukanya. Dengan bungkus Teknologi Informasi yang begitu canggih dan mendunia didalamnya terdapat satu bagian yang membuat peminatnya begitu penasaran dengan alur dan ceritanya. Adalah dengan melebur dengan Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi.

Mengapa? karena coding erat kaitannya dengan pemrograman dan pemrograman berkaitan dengan suatu program, didalam program terdapat Algoritma yang memenuhi unsur Teknologi Informasi. Jadi, tidak perlu menghapus Mata Pelajaran TIK, hanya didalamnya ada bagian coding baik itu pada bab khusus coding atau coding menyesuaikan dengan materi pada bab tersebut, atau TIK untuk SMK yang berfokus pada spesifikasi coding tertentu.

Selamat belajar Adik-adik,.... Canggih terhadap kemajuan teknologi tidak harus jadi 'autis' dong!,...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun