Mohon tunggu...
Defit Setya
Defit Setya Mohon Tunggu... Freelancer - Student, Free Mom

Seorang musafir dari Desa menimba Ilmu ke Kota menjadi seorang Mahasiswa (ITS). Seperti padi, semakin ia berisi maka semakin ia merundukkan diri, pertanda kerendahan hati.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Aku dan Kiasan Hati

8 November 2015   16:59 Diperbarui: 8 November 2015   17:31 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tersurat sehabis senja
Kata mendayu melambaikan suaranya
Memekik hatiku untuk membalasnya
dan, sayup-sayup kudengar bisikannya

Nada teruslah melambung
Membumbung sehingga ia bermadah
Memerahkan pipi sejenak dan hatinya pun berbunga
cerah
Bintang-bintang turut menari dimalam itu

Apa yang sedang menjadi pertanda hati?
Bilakah hanya suara yang ku dengar
Pandang tiada ku lihat
Manisnya belum dekat untuk dirasa
Gemulainya tak jua terjamah oleh tangan kecil ini

Beranjak senja menjadi kepulan
malam menjemput gulita
namun gemintang tak membuatnya semakin hitam
malah sebaliknya

Rembulan tersenyum
Namun detak hatiku masih terbata
Hitungannya terjelas oleh nanar mata
dan hati itu terlihat oleh rona yang semakin memerah

Duhai malam,...
Aku serahkan hatiku pada penguasamu
Jikalah malam t'lah berubah menjadi fajar
tak pelak pula dengan sanubari ini
Dan pada ujungnya,
Engkaulah yang akan meluruskannya

 

Last September 2015, in memoriam :)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun