Mohon tunggu...
Defit Setya
Defit Setya Mohon Tunggu... Freelancer - Student, Free Mom

Seorang musafir dari Desa menimba Ilmu ke Kota menjadi seorang Mahasiswa (ITS). Seperti padi, semakin ia berisi maka semakin ia merundukkan diri, pertanda kerendahan hati.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Denganmu, dengan Setiaku

3 Februari 2014   17:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:11 2
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Meredam kabut, menukik sinar mentari
menghalangi turunnya hujan
Sedangkan rintik gerimis sudah menghampiri
tertegun dibawah payung kayangan

Mengeja setia, ditengah kabut yang turun dibukit
menelusuri jalan sengau cahaya
Sayup-sayup lepas menyisir rawa berakit
namun hulu masihlah luas dengan hingarnya

Menelusup hati mengeja setia
memberangus ego merontakan amarah
Mengayomi pangkuan yang kian menjadi lara
menjahit luka dengan hening dan berharap tiada parah

Denganmu
Jasadku mengeja setia
Hatiku meredam luka
Jiwaku kuikat dengan damainya sukma

Dengan setiaku
Terbujur dalam keheningan sepertiga malam
Hitam, terberangus jejaring gelap nan hitam
Sepi, hanya celoteh hewan malam yang berdesir menyusuri kelam

- Elegi dikala hujan -

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun