Sebagai seorang menteri keuangan indonesia ibu Sri Mulyani telah memimpin program Tax Amnesty dengan sangat sukses. Program Tax Amnesty atau Pengampunan Pajak adalah suatu penghapusan pajak yang harus dibayarkan dengan cara mengungkapkan harta dan membayar uang tebusan ke pemerintah sebagaimana diatur dalam UU No. 11 Tahun 2016 tentang pengampunan pajak. Dalam kepemimpinan Ibu Sri Mulyani telah meningkatkan kepatutan membayar pajak dan meningkatkan tebusan keseluruhan yang mencapai Rp 114,54 Triliun, yang dimana tebusan ini termasuk jumlah terbesar dibanding negara lain yang menjalankan program yang serupa dengan Tax Amnesty. Sejak dibentuknya LPDP tahun 2012 bahkan sejak tahun 2009, LPDP sudah mengakumulasikan dana abadi sebesar Rp 70,1 triliun, ini dimulai dari awalnya hanya Rp 1triliun yang akhirnya mengalami kenaikan yang luar biasa. Hal ini menunjukkan kemampuan Sri Mulyani dalam meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia di Indonesia dan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk meningkatkan kemampuan mereka. Ibu Sri Mulyani telah menunjukkan kemampuan yang sangat baik dalam memimpin dengan gaya kepemimpinan transformational, yang mencerminkan kemampuan dalam mengelola keuangan negara, meningkatkan pendapatan, mengelola birokrasi, menghadapi tantangan ekonomi, dan meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia. Sri Mulyani dikenal menggunakan gaya kepemimpinan transformasional, beliau mampu memotivasi dan menginspirasi para bawahannya untuk mencapai tujuan yang tepat. Dengan visi yang jelas dan kemampuan untuk mengkomunikasikan visi tersebut, Sri Mulyani mampu untuk membimbing Kementerian keuangan menuju pencapaian yang belum pernah tercapai. Sri Mulyani visi yang jelas dalam pengelolaan keuangan Indonesia. Hal ini dapat membantu dalam menciptakan arah yang jelas bagi Kementerian keuangan dan memotivasi para pegawai untuk bekerja menuju visi tersebut. Dalam konteks ini, Sri Mulyani terbukti berhasil dalam mengembangkan strategi keuangan yang komprehensif, yang berdampak pada kinerja Kementerian keuangan. Keberhasilannya dalam menghadapi krisis ekonomi global dan menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia menunjukkan kemampuannya dalam memengaruhi kinerja sebuah organisasi. Beliau juga menunjukkan kemampuannya dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan. Sri Mulyani dapat menciptakan lingkungan kerja yang etis dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap kementerian keuangan.
Menurut Robbins dan Judge (2008) yang dimaksud dengan gaya kepemimpinan transformasional adalah pemimpin yang menginspirasi para pengiktunya untuk menyampingkan kepentingan pribadi demi kepentingan organisasi, dengan menerapkan gaya kepemimpinan transformasional ini, pemimpin dapat membuat kinerja karyawan semakin baik. Sebagaimana pada dasarnya, kepemimpinan transformasional dapat memberikan dampak pada penciptaan lingkungan yang memotivasi karyawan dalam mencapa tujuan organisasi dan mengembangkan minat dalam bekerja. Merujuk pada hal tersebut, kepemimpinan transformasional mendasarkan diri pada prinsip pengembangan bawahan (follower development).
Dalam melaksanakan gaya kepemimpinan transformasional terdapat faktor-faktor yang mendukung atau dapat menghambat efektivitas gaya kepemimpinan transformasional, berikut ini identifikasi faktor-faktor dalam gaya kepemimpinan transformasional Sri Mulyani Indrawati selaku Menteri Keuangan Republik Indonesia sekaligus sebagai orang Indonesia pertama yang menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia dengan gaya kepemimpinannya antara lain:
a. Tipe Benevolent Autocrat
Tipe kepemimpinan Sri Mulyani ini ditunjukkan dari keberhasilan beliau dalam mengorganisisr organisasinya sehingga kerja beliau dapat dilihat hasilnya sehingga kinerja kepemimpinan ini mengandung unsur kemampuan mempengaruhi orang lain, kelompok atau bawahan, dan kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau orang lain.
b. Tipe Compromiser
Tipe kepemimpinan Sri Mulyani ini ditunjukkan dari latar belakang Pendidikan beliau hingga S3 doktor di luar negeri, menunjukkan Sri Mulyani memiliki kemampuan yang berbeda dari orang lain sehingga berhasil berpengaruh di negara bahkan di kancah Internasional.
Selanjutnya berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas gaya kepemimpinan transformasional Sri Mulyani antara lain:
1) Faktor kepribadian (personality) pengalaman masa lalu dan harapan pemimpin
2) Harapan dan perilaku atasan
3) Karakteristik harapan dan perilaku bawahan
4) Harapan dan perilaku rekan.
Akan tetapi, lebih rigid faktor-faktor yang dapat mendukung efektivitas gaya kepemimpinan transformasional Sri Mulyani antara lain:
a. Â Faktor Komunikasi
Sri Mulyani memiliki komunikasi emlalui visi dan misi yang jelas untuk reformasi ekonomi dan keuangan di Indonesia. Hal ini memberikan arah yang kuat bagi seluruh tim dan organisasi, menciptakan motivasi dan tujuan bersama. Selain itu dengan kecerdasan dan penglaman yang dimiliki, Sri Mulyani berhasil menjabar posisi-posisi prestisius dan penting di Indonesia, dengan jabatan yang tinggi gaya kepemimpinan transformasional Sri Mulyani ini secara efektif dapat diterapkan dengan baik kepada bawahannya. Sri Mulyani, baik di dalam negeri maupun di kancah internasional, memperkuat efektivitas gaya kepemimpinannya. Integritasnya yang tinggi membuat bawahannya lebih percaya dan termotivasi untuk bekerja dengan lebih baik.
b. Â Faktor Disposisi
Faktor ini menjadikan Sri Mulyani memiliki konsekuensi untuk melaksanakan kebijakannya sebagai pemimpin sesuai yang diinginkan para pelaksana. Dalam artian ini Sri Mulyani dituntut sesuai dengan yang diinginkan pelaksana kebijakan (Presiden) sehingga mempengaruhi efektivitas gaya kepemimpinan transformasional Sri Mulyani.
c. Â Faktor Keterbatasan Sumber Daya
Keterbatasan anggaran dan sumber daya lainnya dapat membatasi kemampuan untuk mengimplementasikan program-program yang dirancang untuk transformasi. Ini dapat mengurangi dampak dari inisiatif transformasional.
d. Â Faktor Birokrasi Terhadap Perubahan
Setiap perubahan besar seringkali menghadapi resistensi, baik dari dalam organisasi maupun dari eksternal. Meskipun Sri Mulyani berusaha mengimplementasikan berbagai reformasi, resistensi dari pegawai, birokrat, atau pemangku kepentingan lain dapat menghambat efektivitas kepemimpinannya.
Dari analisis gaya kepemimpinan transformasional Sri Mulyani dapat disimpulkan bahwa Sri Mulyani Indrawati mempunyai peranan penting di Kementerian Keuangan RI karena kemampuannya dalam menyusun strategi keuangan yang komprehensif. Melalui gaya kepemimpinan transformasionalnya, Sri Mulyani mampu menginspirasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan. Dengan visi dan misi yang jelas, Sri Mulyani berhasil memimpin agenda perekonomian global dan menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kepemimpinan yang inovatif Sri Mulyani memberikan dampak positif terhadap kinerja Kementerian Keuangan RI dan kualitas hidup masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Dari analisis gaya kepemimpinan transformasional Sri Mulyani, terlihat jelas bahwa pemimpin yang memiliki kharisma, visi yang jelas, dan kemampuan  menginspirasi serta membangkitkan kesadaran massa adalah hal yang penting. Hal ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan transformasional dapat memberikan dampak positif terhadap pengelolaan keuangan dan pemerintahan. Selain itu, penting untuk memperhatikan aspek transparansi dan akuntabilitas dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan sumber daya.
Referensi :
Pemimpin.ID, R. (2022). Memimpin Perubahan Nyata Menggunakan Kepemimpinan Transformasional Versi Burns. Diakses dari https://pemimpin.id/kepemimpinan-transformasional-menurut-burns-burns-transformational-leadership/
Kompasiana.com. (2022). Belajar Gaya Kepemimpinan Transformasional dari Sosok Ibu Sri Mulyani. Diakses dari https://www.kompasiana.com/hardiansyah2603/62c55e14bb44861b2c221ef4/belajar-gaya-kepemimpinan-transformasional-dari-sosok-ibu-sri-mulyani?page=all
Mahardhika, L. A. (2021). Sri Mulyani Cerita Asal-usul Pembentukan LPDP. Diakses dari https://ekonomi.bisnis.com/read/20210904/9/1437977/sri-mulyani-cerita-asal-usul-pembentukan-lpdp
Jeanette, author. (1970). Penerapan komunikasi dalam model kepemimpinan pada organisasi pemerintah: studi kepemimpinan Sri Mulyani dalam melakukan perubahan di Kementerian Keuangan RI periode 2016-2017 = Application of communication in leadership model on government organization: the study of Sri Mulyani in changing the Ministry of Finance Republic of Indonesia 2016-2017 period. Diakses dari https://lontar.ui.ac.id/detail?id=20454210&lokasi=lokal.