Mohon tunggu...
Setyo Sudirman
Setyo Sudirman Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Financial

Biaya Pendidikan Selangit, Simak Tips Cerdas Menyiapkannya

8 Juli 2019   15:11 Diperbarui: 8 Juli 2019   15:19 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam beberapa hari terakhir ini tidak sedikit orangtua yang terkejut dengan informasi melejitnya biaya pendidikan yang harus dibayarkan untuk pendidikan putra-putri tercintanya.

Banyak orangtua tercengang karena di tahun ajaran baru ini, biaya pendidikan tidak murah lagi. Biaya pendidikan semakin tinggi setiap tahunnya.

Apalagi dengan masuknya sekolah-sekolah berstandar internasional, yang uang pangkal untuk masuk sekolahnya bisa mencapai ratusan juta rupiah, siapa pun bisa dibuat geleng- geleng kepala.

Secara umum, tingkat inflasi biaya pendidikan di Indonesia memang tinggi sebesar 10%-15% pertahun (bahkan ada yang sampai 20%). Persentase ini termasuk yang paling mahal dibanding negara lain yang hanya sekitar 5% pertahun.

Dengan asumsi skenario salah satu inflasi yang cukup tinggi 15% (ada beberapa yang menilai inflasi pendidikan per tahun bahkan mencapai 20%), peningkatan ini tentu tidak berlaku bagi mereka yang sekolah gratis di sekolah negeri atau sekolah dengan beasiswa.

Melejitnya biaya pendidikan mulai PAUD hingga perguruan tinggi tentu akan sulit dipenuhi jika hanya mengandalkan peningkatan dana pendidikan yang disimpan di tabungan konvensional.

Orangtua perlu lebih cerdas dalam menyiapkan biaya pendidikan putra-putri tercintanya. Tak hanya memikirkan pendidikan jenjang PAUD dan TK, tetapi peningkatan drastis biaya kuliah jenjang perguruan tinggi yang ikut melejit.

Solusi untuk pemenuhan biaya pendidikan anak yang makin hari makin tinggi, yakni dengan berinvestasi sejak dini. Pasalnya, inflasi biaya pendidikan yang sangat tinggi hanya bisa dikalahkan dengan investasi yang nilainya di atas itu, tetapi dengan risiko yang terukur juga.

Bagi pasangan muda yang baru menikah, sangat penting untuk memulai investasi dengan tujuan pendidikan anak. Pasalnya, semakin jauh hari alias sedini mungkin, semakin baik juga hasil yang akan didapatkan. Oleh sebab itu, investasi sejak dini tidak dapat ditawar-tawar lagi.

Investasi untuk biaya pendidikan anak dianjurkan dimulai sejak baru menikah alias tidak perlu menunggu bayi lahir. Selanjutnya, investasi untuk biaya pendidikan anak sebaiknya diinvestasikan di instrumen jangka panjang, seperti reksa dana saham atau saham-saham blue chips.

Biasanya mengalokasikan 20-30% pendapatan di investasi jangka panjang jauh lebih mudah dilakukan ketika baru menikah dibanding setelah memiliki buah hati. Oleh sebab itu, jangan sampai investasi untuk pendidikan anak ini mepet-mepet begitu sudah punya anak.

Satu hal yang perlu diingat, jangan sampai masa depan anak menjadi terhambat karena orang tua kurang cermat dalam menyiapkan dana pendidikan untuk mereka.

Nah, untuk memulai investasi untuk pendidikan, entah reksa dana saham atau saham-saham blue chips, kini sudah sangat mudah dengan smartphone di genggaman tangan karena sudah serba online berbasis aplikasi, semisal yang ditawarkan PT Indo Premier Sekuritas melalui aplikasi IPOTGO.

So, investasi saham dan reksa dana untuk tujuan pendidikan anak termasuk salah satu cara jitu menaklukkan terus mahal dan melejitnya biaya pendidikan di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun