Don't put your eggs in one basket. Peribahasa ini tentu tidak asing lagi bagi mereka yang berkecimpung di sektor investasi. Arti harfiah dari peribahasa ini yaitu jangan letakkan telur Anda dalam satu keranjang.
Dalam dunia investasi peribahasa ini dimaksudkan agar investor tidak menempatkan semua dana (modal) yang dimilikinya dalam satu instrumen investasi saja. Logikanya, jika semua telur ditaruh dalam satu keranjang dan keranjang itu jatuh maka seseorang berpotensi kehilangan semuanya. Beda ceritanya kalau seseorang menaruh telur-telur yang dimilikinya tidak hanya di satu keranjang.
Pakar ekonomi dari Amerika Serikat bernama Harry Markowitz menegaskan bahwa mengalokasikan dana investasi pada beberapa instrumen dapat menurunkan risiko investasi. Karena itulah, diversifikasi dalam investasi saham itu sangatlah penting.
Inti arti diversifikasi yaitu meletakkan dana ke beberapa saham. Diversifikasi dimaksudkan untuk meminimalisir risiko kerugian. Tentunya beda nasib jika investor tak hanya mengalokasikan dana yang dimilikinya hanya di satu saham.
Istilahnya, tatkala terjadi penurunan harga pada salah satu saham yang dimiliki, kerugian bisa diminimalkan dengan keuntungan yang didapatkan dari saham yang lainnya.
Tragis jadinya tatkala kita menempatkan dana yang dimiliki hanya pada salah satu saham yang ternyata merugi. Kerugian pun menjadi berlipat ganda.
Keputusan untuk memulai investasi saham tak ada salahnya mulai memikirkan untuk tidak menempatkan seluruh dana yang dimiliki di saham miliki satu perusahaan saja.
Adapun langkah konkret yang tepat untuk diversifikasi yaitu tidak hanya ke saham di perusahaan yang berbeda, tapi juga pada sektor yang berbeda. Prinsipnya, semakin tidak berkorelasi saham-saham koleksi Anda maka akan semakin baik.
Pertanyaan selanjutnya sebanyak apakah diversifikasi saham itu seharusnya direalisasikan? Pertanyaan ini tidak mudah dijawab karena hingga kini masih saja diperdebatkan jumlah ideal untuk diversifikasi.
Kalau ada yang mengatakan jumlah ideal diversifikasi itu 30 hingga 40 saham, betapa rempongnya investor saat harus melakukan kontrol pada portfolio sebanyak itu. Sama halnya, saat investor lain mengatakan diversifikasi saham itu idealnya 10 saham saja sehingga gampang dipantau, ada saja yang mengomentasinya kalau jumlah segityu terlalu sedikit.So, bisa dimengerti kalau hingga kini tak ada angka ideal untuk diversifikasi portfolio saham yang bisa menjamin seorang investor terhindar dari kerugian.
Harry Markowitz menegaska meski investor telah menyebar dananya ke bermacam-macam saham, tidak serta-merta langkah itu langsung menghilangkan risiko. Kerugian bisa terjadi kapan saja, meski kita telah melakukan diversifikasi secara maksimal. Diversifikasi tidak menjamin seorang investor terhindar dari kerugian.
Kendati demikian, diversifikasi portofolio saham dapat mengurangi kemunculan risiko dan meminimalkan kerugian. Diversifikasi merupakan strategi yang cukup efektif untuk diaplikasikan dalam perencanaan investasi saham jangka panjang atau kalau dalam pemahaman Warren Buffet: diversification is protection against ignorance. It makes little sense if you know what you are doing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H