Mohon tunggu...
Seto Wicaksono
Seto Wicaksono Mohon Tunggu... Human Resources - Recruiter

Menulis, katarsis. | Bisa disapa melalui akun Twitter dan Instagram @setowicaksono.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Memanggil HRD dengan Sapaan "Kak" Saat Proses Interview Itu Lumrah Nggak, Sih?

5 Juli 2021   07:45 Diperbarui: 5 Juli 2021   10:01 10676
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sampai dengan saat ini, saya masih mengingat dengan baik masa di mana saya, juga teman satu angkatan di perkuliahan lulus satu per satu, dan mulai mengirim CV ke berbagai perusahaan untuk beragam posisi.

Rasanya cukup antusias, meski sulit dimungkiri bahwa, beberapa di antara kami merasa deg-degan. Lantaran belum banyak pengalaman dalam mengikuti proses seleksi karyawan.

Bahkan, hal mendasar seperti, "Nanti manggil HRD-nya pakai sapaan apa, ya? Pak/Bu atau Mas/Mba?" hampir selalu ditanyakan ke beberapa teman yang sudah punya pengalaman mengikuti interview terlebih dahulu.

Sepele, sih, tapi ya gimana. Namanya juga belum banyak pengalaman, bahkan nggak sedikit yang baru pertama kali mengikuti proses wawancara kerja. Masih khawatir salah ini dan itu. Juga kelewat overthinking.

Pada masanya, memanggil HRD atau seseorang dari perusahaan yang mengundang kita untuk proses wawancara kerja dengan sapaan Pak/Bu atau Mas/Mba rasanya wajib dilakukan untuk menghormati yang bersangkutan.

Jika ragu, minimal bertanya terlebih dahulu, "Maaf, saya bisa panggil Pak/Mas atau Ibu/Mba?" agar prosesnya lebih nyaman dan menghargai HRD perusahaan.

Saat ini, ketika saya bekerja di ruang lingkup HRD, banyak sekali kandidat yang, entah kenapa lebih memilih menyapa saya dengan sebutan "Kak".

Jujur saja, saya bukan seseorang yang gila hormat yang mengharuskan para pelamar kerja memanggil dengan sapaan Pak/Mas. Suwer, nggak gitu.

Namun, di situasi yang cukup formal seperti proses wawancara kerja, lumrah nggak sih memanggil HRD dengan sapaan "Kak"? Rasa-rasanya masih mengganjal dan asing saja gitu.

Belum diketahui, entah sejak kapan dan siapa yang memulai tren ini. Sebab, pada masanya, normalnya dalam menyapa HRD, kalau nggak menggunaan sapaan Pak/Mas, ya Ibu/Mba.

Bukan soal siapa yang usianya lebih tua, tapi, sapaan tersebut terbilang cukup aman digunakan dalam situasi formal. Salah satunya, saat wawancara kerja.

Setelah menyadari tren semacam ini terus berlangsung sampai dengan saat ini, akhirnya saya coba mengelompokan kandidat yang sering kali menyapa saya dengan sebutan "Kak" pada proses wawancara kerja.

Setelah melakukan pengecekan sekaligus penelusuran, kebanyakan yang memanggil saya dengan sapaan "Kak" didominasi oleh pelamar kerja tahun kelahiran kisaran tahun 1995-2000.

Iya, mereka yang tergolong dalam generasi milenial dan gen Z, cukup enteng untuk memanggil HRD dengan sapaan "Kak" saat mendapat proses wawancara kerja.

Usut punya usut, mereka memanggil dengan sapaan "Kak" karena untuk lebih mengakrabkan diri.

Konon katanya, para milenial dan gen Z lebih menyukai komunikasi tanpa gap yang terlalu tebal. Itu sebabnya, mereka cukup nyaman menyapa HRD dengan sebutan "Kak", meski dalam proses wawancara kerja.

Memang, sapaan "Kak" dirasa lebih aman oleh sebagian orang, karena dianggap lintas gender dan lebih universal. Lebih santai dan casual saja gitu. Apalagi, di ruang lingkup pekerjaan, termasuk saat proses seleksi karyawan, belum ada aturan baku dan mutlak terkait harus menyapa HRD dengan sapaan apa.

Bahkan, beberapa orang di level User yang saya kenal, nggak mempermasalahkan kalau kandidat memanggil nama secara langsung tanpa embel-embel sapaan.

Hal tersebut juga semakin mempertegas bahwa, apa pun sapaannya, sah-sah saja, atau bahkan akan lebih nyaman jika sudah bertanya atau mendapat izin terlebih dahulu harus memanggil dengan sapaan apa.

Di sisi yang berseberangan, tren ini juga secara tidak langsung memberi ruang kepada para HRD untuk terus belajar, beradaptasi dari sisi komunikasi, serta membiasakan diri agar tidak terlalu kaku saat berhadapan dengan kandidat generasi sekarang. Apalagi dunia kerja saat ini cukup didominasi oleh para milenial dan gen Z. Mau tidak mau, suka atau tidak, harus menyesuaikan situasi dan kondisi.

Pada akhirnya, bagi saya, sah-saja saja jika para kandidat memanggil HRD dengan sapaan "Kak" selama masih sopan, apalagi diimbangi dengan komunikasi yang baik.

Namun, mohon sekali, sapaan tersebut sebisa mungkin diminimalisir atau dikesampingkan saat mengikuti interview lanjutan dengan level User, Manager, atau yang lebih tinggi jabatannya. Bisa bahaya dan belum tentu mereka terbiasa dengan panggilan tersebut.

Mau bagaimana pun, komunikasi adalah bagian dari softskill yang harus dikuasai sekaligus dikontrol penggunaannya. Tak terkecuali pada saat proses wawancara kerja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun