Mohon tunggu...
Seto Wicaksono
Seto Wicaksono Mohon Tunggu... Human Resources - Recruiter

Menulis, katarsis. | Bisa disapa melalui akun Twitter dan Instagram @setowicaksono.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Cangehgar, Sketsa Komedi dengan Bahasa Sunda yang Lucunya Paripurna

24 Maret 2021   21:30 Diperbarui: 24 Maret 2021   21:34 5923
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi orang tertawa: ThinkStock via detikcom

Saya percaya bahwa, setiap daerah di berbagai wilayah Indonesia, punya ciri khas masing-masing dalam bercanda. Tak terkecuali orang Sunda.

Sebagai seorang keturunan Sunda yang juga lahir dan besar di salah satu tanah Sunda, tepatnya Bogor, tidak sulit bagi saya untuk mengamini hal tersebut.

Bahkan, orang Sunda sudah dikenal hobi ngabodor (bercanda, redaksi) sejak lama. Kang Ibing dengan lakon Si Kabayan yang ikonik sekaligus jenaka, hanya menjadi salah satu dari sekian banyak legenda komedi yang berasal dari suku Sunda.

Selain itu, sebagian banyak orang juga mungkin masih ingat dengan Si Cepot, salah satu karakter wayang asal Sunda yang didalangi oleh Asep Sunarya.

Pada masanya, acara hiburan tersebut terbilang rutin tayang di TPI pada setiap bulan puasa. Acara yang sangat ikonik, lucu, juga menggelitik pada masanya. Betul-betul menghibur sambil menunggu waktu berbuka.

Setelahnya, rasanya sedikit sulit bagi saya untuk menemukan komedi serupa, khususnya ala orang Sunda, dengan beragam gaya khasnya.

Sampai akhirnya, secara tidak sengaja, berawal dari obrolan dengan sesama kerabat yang juga berdarah Sunda, saya diberi referensi untuk mendengar salah satu komedi segar dan bodor, sesuai dengan ciri khas orang Sunda sewaktu bercanda: Cangehgar.

Cangehgar sendiri adalah akronim dari Carita Ngeunah dan Segar.

Kali pertama saya mendengar Cangehgar adalah melalui format suara.

Usut punya usut, Cangehgar diperkenalkan awal mula melalui salah satu stasiun radio kenamaan di Bandung, yang kemudian dikembangkan dalam format video dan sempat tayang di salah satu stasiun tv lokal Bandung.

Cangehgar mengusung konsep sketsa komedi dengan beragam karakter dan situasinya.

Sewaktu berada di sekolah---Udin, Icih, Dea, dan teman-temannya, perbincangan antara kakek dan cucu (Aki, Nini, dan cucunya) tebak-tebakan, obrolan di tongkrongan (Daniel, dkk.), dan lain sebagainya.

Semua dikemas secara jenaka dengan polesan komedi ala orang Sunda yang paripurna.

Bahasa Sunda yang menjadi komunikasi utama dalam Cangehgar pun menggunakan bahasa Sunda sehari-hari, bahkan terkadang dicampur menggunakan bahasa Indonesia yang pastinya sangat mudah dipahami.

Sehingga, saya pikir, siapa pun bisa menikmati salah satu sketsa komedi Sunda ini.

Materi yang dibawakan pun terbilang sederhana. Biasanya berupa percakapan antara dua karakter atau lebih, yang memperbincangkan persoalan sehari-hari.

Salah satu materi/sketsa di antaranya adalah:

"Ma, Mama! Iyeu geura tah si Ade da nangis wae, Mama. Heuh aing mah."

(Ma, Mama! Ini si Adik nangis melulu, Mama. Aduh.)

"Eh, eta kumaha ai si Ade rewel pisan budak, teh? Tong diheureuyan wae atuh. Yeuh, yeuh, sarebu jang jajan yeuh."

("Eh, gimana sih itu kok Adik rewel banget? Makanya, jangan digangguin terus, dong. Nih, nih, uang seribu untuk jajan.")

"Yeuh, Mama. Da nangis wae atuh si Ade, na."
("Yah, Mama. Ya, gimana dong Adik nangis melulu, nih.")

"Heuh, kumaha, sih. Dijewer, geura. Di mana, di mana? Heug si Ade na di mana?"

("Duh, gimana, sih. Dicubit, nih. Di mana, di mana? Coba si Adik di mana?")

"Eta na jero sumur."

("Itu di dalam sumur.")

Jika dialog tersebut dibawakan dalam bahasa Sunda, tentu saja kelucuannya akan berlipat-lipat ganda.

Kelucuan Cangehgar terbilang konsisten, selain karena materinya yang khas bobodoran ala orang Sunda, efek tertawa heboh pada setiap akhir materi/sketsa pun sangat menggelitik.

Secara keseluruhan, Cangehgar sangat direkomendasikan sebagai alternatif hiburan bagi khalayak. Lawakannya bisa didengar dan sudah tersebar di Spotify, YouTube, dan beberapa media lainnya.

Di sisi lain, bagi saya, Cangehgar juga bisa menjadi media yang cocok untuk belajar bahasa Sunda bagi siapa pun. Lantaran, penyampaiannya yang sederhana dan mudah dicerna.

Pada akhirnya, selain berfungsi sebagai hiburan, Cangehgar juga bisa jadi sarana untuk mempertahankan sekaligus memperkenalkan bahasa Sunda kepada khalayak.

Semoga saja, dalam waktu mendatang, sampai kapan pun, acara serupa selalu menghiasi hari-hari kita semua. Selain sebagai hiburan, bisa juga menjadi sarana belajar yang baik bagi siapa pun yang ingin menguasai bahasa daerah.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun