Sebagai seorang recruiter, saya sudah sangat terbiasa mendengar ucapan, "Saya titip CV teman saya, ya, Mas. Tolong dibantu. Kasihan dia sudah lama nggak kerja, Mas," dari siapa pun, termasuk kerabat terdekat.
Sebentar, sebentar. Jika saya menerima banyak pelamar kerja berdasarkan belas-kasihan dan asas tolong menolong, barangkali, sudah tidak terhitung berapa banyak kandidat yang diterima. Juga betapa mulianya saya karena sudah mengurangi angka pengangguran di Indonesia.
Namun, tentu saja poinnya bukan itu. Seleksi karyawan itu ibarat kompetisi terbuka yang diselenggarakan oleh banyak perusahaan. Siapa pun boleh ikut serta selama lolos kualifikasi yang akan diseleksi melalui kemampuan, CV, dan/atau kelengkapan dokumen lainnya.
Lagipula, secara harafiah, recruiter atau HRD itu kan bukan "orang dalam" yang bisa dinego terkait proses seleksi karyawan.Â
Ada peraturan sekaligus serangkaian proses yang harus dilakukan saat melakukan proses wawancara kerja, bagi siapa pun yang melamar pada suatu posisi yang sedang dibutuhkan.
Kendati demikian, bicara soal "orang dalam" dalam dunia kerja, sampai dengan saat ini sebetulnya masih agak ambigu.
Maksud saya, perlu ada penjabaran, penegasan, atau setidaknya definisi jelas yang disepakati bersama, apa dan siapa saja yang dimaksud dengan "orang dalam" biar nggak ngawang-ngawang dan perdebatannya stuck pada satu sudut pandang saja.
Selain itu, memangnya salah banget gitu kalau diterima kerja di suatu perusahaan melalui koneksi "orang dalam"?
Saya akan coba jabarkan satu per satu, melalui observasi sekaligus pengalaman empiris selama saya bekerja sebagai recruiter.
Kita awali dari definisi. Menurut KBBI, istilah "orang dalam" bisa diartikan sebagai orang yang ada di dalam satu lingkungan (pekerjaan, golongan, dan sebagainya).
Lantas, siapa saja yang bisa dikategorikan sebagai "orang dalam" di suatu perusahaan? Jawabannya, tentu saja siapa pun karyawan yang bekerja di suatu perusahaan dan memberikan informasi terkait info lowongan kerja yang sedang dibutuhkan. Bisa seorang karyawan, leader, bahkan bagian manajemen.