Setelah saya coba berpindah tempat, rasanya jadi sedikit fresh dan gairah bekerja hidup kembali. Hal ini juga berlaku untuk seseorang yang ngekos, lho. Meski hanya berukuran petakan, bisa diakali dengan bekerja di kamar kos teman yang berada di depan atau sebelah kamar kita. Biar nggak gitu-gitu aja pemandangan yang dilihat.
Kedua, ketika sudah penat segera berbagi cerita dengan orang terdekat dan bisa dipercaya.
Orang terdekat yang dimaksud tentu secara luas, tidak terbatas hanya pasangan atau pacar. Bisa juga ke orang tua, keluarga, juga kerabat di mana pun berada. Baik secara langsung atau cerita via telepon juga pesan singkat.
Tidak perlu gengsi bercerita tentang masa sulit atau penat dalam bekerja. Percayalah, semua orang pernah mengalami masa sulit, termasuk ketika bekerja. Dengan bercerita, kita akan sedikit merasa lega.Â
Namun, dalam bercerita, tentu kita harus memilah, mana rekan yang bisa dipercaya. Sebab, jika salah, yang ada malah toxic. Niat bercerita tentang penat agar bisa merasa lega, eh, ini malah semakin penat karena diceramahi.
Saya sudah melakukan kedua hal sederhana tersebut. Dan saya cukup yakin, bisa dilakukan oleh banyak pekerja yang bekerja di rumah selama 3-4 bulan terakhir, di mana pun.
Semoga, penat, jenuh, dan suntuk yang kita semua rasakan selama bekerja di rumah mendapat akhir yang bahagia. Tak lain dan tak bukan adalah, pandemi global yang semoga segera berakhir. Meski sulit untuk kembali seperti sedia kala, paling tidak harapan untuk kehidupan yang lebih baik selalu ada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H