Pada dasarnya, kemalangan bisa menimpa siapa pun dan sering kali dalam berbagai situasi yang tidak diduga-duga. Termasuk ketika kita ingin menyantap mi instan, makanan yang disebut sebagai penyelamat anak kosan di akhir bulan.
Sebagian dari kalian mungkin nggak percaya, bagaimana bisa kemalangan menghampiri seseorang sewaktu memiliki niatan untuk merebus mi, sampai akhirnya kalian sendiri mengalami kemalangan yang saya maksud.
Dalam kesempatan berbeda ketika punya niatan menyantap mi buatan sendiri di rumah, saya mengalami beberapa kemalangan ini.
Kemalangan pertama, bumbu kurang lengkap, bahkan nggak ada di dalam kemasan
Kejadian ini bahkan sudah saya alami beberapa kali. Dan hal tersebut bikin saya kecewa. Lha gimana, ketika memutuskan untuk memakan mi, tentu saya sudah memiliki ekspektasi sendiri. Menyiapkan air rebusan, menyalakan kompor, sampai akhirnya membuka bungkus mi.
Begitu kecewanya saya ketika sadar bahwa, tidak ada serbuk penyedap rasa dalam kemasan mi instan yang saya buka. Yang ada hanya minyak. Dengan terpaksa, saya membuka mi yang lain agar bisa dengan segera mengobati rasa kecewa.
Kali lain, bahkan lebih parah. Saya nggak menemukan bumbu juga minyak penyedap pada kemasan mi. Rasanya pengin tantrum untuk melampiaskan kekecewaan, karena nggak bisa membayangkan makan mi instan tanpa bumbu penyedap sama sekali.
Kemalangan kedua, kuah yang dituangkan terlalu banyak
Sampai dengan saat ini, saya merasa hilang arah jika memasak mi instan berkuah, namun kuahnya terlalu banyak. Hasilnya pasti hambar dan nggak ketolong gitu. Tambah kecap atau saos juga nggak membantu. Dipakein potongan cabe malah hanya terasa pedas. Pernah coba saya tambah garam, tetap nggak membantu.
Hal tersebut menjadi alasan yang cukup kuat bagi saya, untuk lebih memilih memasak mi goreng dibanding yang berkuah. Setidaknya, mi goreng yang ditambahkan sedikit kuah tetap terasa lebih enak dibanding mi kuah yang sedikit kebanyakan kuah. Hambar.
Kemalangan ketiga, mi lodoh (terlalu mengembang) karena kelamaan rebus