Saya coba mengajak anak berbincang dan berdiskusi bahwa, situasi dan kondisi sekarang ini memang sedang tidak baik-baik saja dan kita semua harus bersabar, melakukan kegiatan alternatif selama berada di rumah.Â
Bukan untuk menakut-nakuti, justru agar sadar akan realita terkini. Sekaligus ingin mengedukasi agar bisa beradaptasi dan bertahan ketika berhadapan dengan situasi yang tidak diinginkan juga di luar dugaan.
Itu kenapa, rasanya sedih sekali ketika mengetahui, di luar sana, masih banyak orang ngeyelan yang berkumpul, jalan-jalan ke mal, hanya karena merasa bosan.Â
Hal ini banyak dan sering terjadi, bahkan menjadi bahan berita di dunia maya juga media massa beberapa waktu yang lewat. Tentu lain cerita bagi para kaum pekerja atau banyak orang yang mau tidak mau harus ke luar rumah untuk bertahan hidup.
Saya sempat berpikir dan ingin misuh, apa artinya perjuangan anak saya selama tiga bulan terakhir berdiam diri di rumah, jika orang-orang di luar sana malah abai terhadap kesehatan dan keselamatan diri sendiri.
Pada titik tertentu, saya sempat berpikir, bisa saja saya melakukan cara serupa, abai dan tetap jalan-jalan ke berbagai tempat untuk melepas penat.
Akan tetapi, pemikiran tersebut hanya saya endap dalam angan, hal serupa urung dilakukan. Saya lebih ingin melihat anggota keluarga saya sehat dan terjaga, melakukan segala sesuatunya dari rumah. Dan saya pikir, perjuangan yang dilakukan anak saya selama hanya bermain di rumah tidak akan pernah sia-sia, selama outputnya baik.
Agar anak saya tetap terhibur dan hepi, sudah menjadi tanggung jawab saya sebagai orang tua untuk memberikan kebahagiaan sebisa, semampu, dan semaksimal saya. Dengan memaksimalkan peran orang tua selama di rumah, semoga anak tetap terhibur selama berada di rumah dan bonding menjadi lebih efektif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H