Kedua, sulit menentukan mana yang lebih prioritas.
Bagian ini sangat berlawanan dengan poin pertama yang sudah disebutkan. Baik mahasiswa maupun pekerja, ketika dihadapkan dengan beberapa atau mungkin banyak tugas, alih-alih segera mengerjakan atau menyicil tugas tersebut, mereka malah bingung dari mana harus memulai.
Tak jarang, kebingungan ini berdampak pada rasa malas dan mangkel sendiri melihat "to do list" atau tumpukan berkas. Padahal deadline sudah di depan mata.
Solusi atas hal ini sebetulnya sederhana. Jika memang sulit menentukan prioritas atau bingung harus memulai dari mana, saran saya, kerjakan apa yang bisa dikerjakan terlebih dahulu. Cicil. Sedikit demi sedikit, niscaya tugas akan terselesaikan. Mau bagaimana pun, tugas yang diterima nggak akan pernah selesai jika hanya dilihat, direnungkan, apalagi sambat featuring mengumpat di media sosial.
Ketiga, mengandalkan keajaiban dari "the power of kepepet".
Jika menurut sebagian orang menyicil tumpukan tugas yang dapat dikerjakan adalah suatu cara untuk mengantisipasi prokrastinasi, sebagian yang lain justru menikmati "last minute" ketika mengerjakan banyak tugas. Mereka beranggapan, bekerja di saat injury time dan mendekati deadline memiliki kenikmatan sendiri.
Hal itu tidak terlepas dari sugesti, "Semakin kepepet dan terdesak, kinerja otak dirasa semakin maksimal." Seakan mendapat banyak ilham dan insight dalam waktu yang sangat cepat.
Menurut saya, tidak ada yang salah dengan pemikiran tersebut. Hanya saja, kadang kala pengerjaannya jadi terburu-buru. Karenanya, waktu untuk cek dan ricek menjadi sedikit bahkan nyaris tidak ada.
Jika ada kekeliruan yang terbilang fatal, tentu bisa membahayakan reputasi diri. Oleh sebab itu, jika boleh memberi saran, the power of kepepet pun harus diimbangi dengan waktu cek dan ricek yang paripurna.
Keempat, memang belum niat mengerjakan, malas, dan penginnya rebahan.
Ini menjadi jawaban nyeleneh yang pernah saya dengar, sekaligus apa adanya, ketika saya mengerjakan tugas bertemakan prokrastinasi. Kebanyakan jawaban seperti ini saya dapat dari rekan mahasiswa satu kampus. Bisa soal tugas sehari-hari, sampai dengan pengerjaan skripsi. Dan ini kacau sekali.