Mohon tunggu...
Seto Wicaksono
Seto Wicaksono Mohon Tunggu... Human Resources - Recruiter

Menulis, katarsis. | Bisa disapa melalui akun Twitter dan Instagram @setowicaksono.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengungkap Alasan Mengapa Hari Senin sampai Jumat Terasa Lama, sedangkan Sabtu dan Minggu Cepat Berlalu

28 Januari 2020   15:00 Diperbarui: 28 Januari 2020   15:02 2006
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai seorang pekerja di suatu perusahaan, bekerja dari senin sampai jumat merupakan suatu rutinitas bagi saya yang tidak bisa dihindari. 

Mulai dari bangun tidur, menggunakan transportasi yang sama pada setiap harinya, pulang sore hari kemudian berhadapan dengan padat dan macetnya ibu kota, sampai rumah istirahat, begitu seterusnya. 

Namanya kewajiban, mau tidak mau harus tetap dijalani. Konsekuensi yang kemudian biasa saya hadapi antara lain jenuh, penat, atau capek.

Itu kenapa, menjadi wajar rasanya jika ada beberapa hari atau tanggalan yang paling saya tunggu agar bekerja bisa kembali semangat dan penuh motivasi. Dan sudah menjadi rahasia umum bahwa hari yang dimaksud adalah yang paling ditunggu oleh banyak pekerja. Berikut beberapa hari yang saya maksud:

Pertama, hari atau tanggal gajian.

Pertanyaannya, memang ada pekerja yang tidak suka ketika tanggal gajian sudah datang atau hak yang harus diterima sudah masuk? 

Sepertinya tidak perlu dijelaskan secara rinci, sebab para pekerja, termasuk saya, sudah pasti tahu letak kebahagiaan setelah menerima upah dari proses bekerja sebelumnya. Setelahnya, ya bisa membeli beberapa kebutuhan dan melanjutkan hidup tanpa perlu merasa was-was.

Kedua, hari libur atau tanggal merah.

Dari zaman masih sekolah sampai dengan bekerja, rasanya saya selalu konsisten untuk hal satu ini. Semangat justru meningkat ketika memasuki hari libur atau ada tanggal merah di suatu bulan. 

Alasannya sih sederhana, di hari libur, saya tidak perlu bangun terlalu pagi untuk pergi bekerja, bisa leyeh-leyeh sekaligus rebahan, juga bisa mengambil jeda dari rutinitas yang dilakukan di tempat kerja.

Ketiga, weekend alias sabtu dan minggu.

Siapa sih yang nggak nunggu hari sabtu dan minggu setelah kebanyakan rebahan pada hari senin sampai jumat setelah menjalani rutinitas pada hari senin sampai jumat-nya? 

Karena di tiap bulan ini sudah pasti ada sabtu dan minggu, bisa jadi kedua hari ini menjadi hari yang paling ditunggu oleh banyak pekerja kantoran. Namun yang menjadi masalah, sadar atau tidak, sabtu dan minggu ini seringkali cepat berlalu. Nggak berasa, tau-tau ketemu senin lagi aja kebesokannya.

Nah, yang jadi perkaranya, dari senin ke jumat itu rasanya kok ya lama banget, giliran sabtu dan minggu malah cepat berlalu. Selain saya, siapa yang juga mengalami siklus yang sama?

Setelah saya telusuri melalui pengalaman pribadi dan berbagi cerita dengan seorang sahabat, kendala utama ada pada bagaimana cara kita menikmati suatu rutinitas. 

Saya pernah mengeluh kepada sahabat saya karena senin-jumat ketika bekerja rasanya kok ya lama. Seakan waktu berjalan lambat. Kemudian, teman saya coba memberi penjelasan. 

Menurutnya kala itu, ada kemungkinan saya kurang menikmati apa yang dikerjakan. Sebab, pada dasarnya ketika kita menyukai apa yang kita kerjakan, waktu akan terasa cepat berlalu. Pada saat yang bersamaan, kita menikmati setiap menit yang dilalui.

Memang, sadar atau tidak, jika kita menyukai sesuatu yang dikerjakan pada kegiatan sehari-hari, biasanya waktu akan terasa cepat berlalu. Contoh sederhananya, sewaktu menikmati hari libur pada sabtu dan minggu, misalnya. Karena menyenangkan, kedua hari tersebut menjadi seakan terlalu cepat berlalu.

Sebagian besar dari kita menyukai suasana akhir pekan dengan segala agendanya. Maka tidak berlebihan jika pada akhirnya dua hari yang dinanti ini begitu cepat berlalu. Berbanding terbalik ketika kita menjalani kesibukan pada hari senin sampai dengan jumat yang seringkali diiringi oleh rasa berat hati. Hasilnya, waktu terasa begitu lama berlalu.

Meski terkadang, jika sudah melewati hari rabu, kamis dan jumat pun terasa begitu cepat berlalu. Usut punya usut, hal itu disebabkan karena kita sudah menyadari akan mendekati akhir pekan. 

Semangat dalam bekerja pun kembali terkumpul, sehingga secara tidak sadar, kita pun menyukai kegiatan yang sedang dilakukan dan semangat menyelesaikan tugas yang diberikan. Oleh karena itu, tidak heran jika banyak orang yang mengeluh ketika mendekati senin. "I hate Monday", katanya. Sebagai bentuk penolakan hari libur atau weekend yang begitu cepat berlalu.

Berkaca pada hal tersebut, agar akhir pekan terasa lebih lama, jangan-jangan yang perlu kita lakukan hanyalah membenci hari sabtu dan minggu, lalu mulai menyukai apa yang kita kerjakan dari senin hingga jumat? Eh, gimana?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun