Mohon tunggu...
Seto Wicaksono
Seto Wicaksono Mohon Tunggu... Human Resources - Recruiter

Menulis, katarsis. | Bisa disapa melalui akun Twitter dan Instagram @setowicaksono.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Selain Saya, Siapa yang Merasa Risih dengan Kecoak yang Sedang Terbang?

20 Januari 2020   17:00 Diperbarui: 20 Januari 2020   17:07 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kecoak: sciencemag.org via IDNTimes/Bayu D. Wicaksono

Ada beberapa serangga yang menyebalkan bagi saya sampai dengan saat ini dan terkadang membuat risih.

Nyamuk salah satunya, terutama di cuaca seperti saat ini. Selain membuat banyak bentolan dan gatal, suara nyamuk di malam hari menjelang tidur selalu menganggu. Apalagi saat mati listrik, rasanya begitu menyebalkan. Bahkan beberapa jenisnya bisa dianggap berbahaya.

Selain nyamuk, serangga menyebalkan lain adalah lalat. Rasanya banyak orang yang sepakat bahwa lalat adalah salah satu serangga yang jorok karena hampir selalu hinggap di banyak tempat kotor, kemudian seringkali mendarat di beberapa makanan yang sedang disajikan. Kalau sudah begini, rasanya bikin risih banyak orang, termasuk saya.

Diantara sekian banyak serangga, entah kenapa yang paling mengganggu bagi saya adalah kecoak. Serangga dari ordo blattodea ini memiliki kurang lebih terdiri dari 3.500 spesies dalam 6 famili.

Sebetulnya sih, kecoak ini tidak menakutkan sama sekali. Namun, sadar atau tidak pergerakannya selalu membuat risih.

Jika diusir kok ya sulit sekali menghindar dan nggak ada takutnya. Dengan cara menghempaskan kaki, misalnya, bukannya menjauh eh malah semakin mendekat.

Dihentak pakai sandal atau sapu, yang ada malah gerak nggak beraturan. Paling menyebalkan selagi berhadapan di kamar mandi, karena ruang gerak sempit, sehingga sulit untuk menghindari pergerakan random kecoak.

Meskipun begitu, perlu saya tegaskan, saya (mungkin juga banyak orang lain di luar sana) tidak takut dengan kecoak, hanya jijik dan risih dengan pergerakannya.

Apalagi saat kecoak sedang berterbangan. Entah kenapa pergerakan mereka semakin random dan nggak karuan saat terbang. Mendekati siapa pun sesuka hati.

Memangnya para kecoak ini nggak tahu, saya, juga beberapa manusia yang lain risih dengan pergerakan mereka khususnya saat terbang?!

Terkadang, saya merasa serba salah jika harus berhadapan dengan kecoak. Dihempaskan atau diusir pakai sapu nanti lekas kembali lagi, namun jika disemprot dengan racun serangga pun terkadang tidak cukup sekali, harus berkali-kali semprotan hingga akhirnya benar-benar mati, tidak bergerak sama sekali

Hal itu seakan menjadi penegas bahwa secara perlahan mereka tumbuh menjadi spesies kategori serangga yang kuat meski disemprot racun.

Namun, rasa penasaran saya tentang kecoak yang semakin kuat terjawab setelah membaca artikel dari National Geographic Indonesia tentang Munculnya Kecoak Super: Berkembang dengan Cepat dan Semakin Susah Mati.

Pada artikel tersebut dijelaskan bahwa, kecoak jerman (blattella germanica) berkembang dengan cepat dan kebal terhadap semprotan serangga, insektisida, dan bahan kimia lainnya. Hal tersebut semakin menegaskan kecoak semakin sulit mati.

Pernah suatu ketika saya harus berhadapan dengan kecoak yang sedang terbang, satu lawan satu. Dengan pergerakannya yang terbilang random, saya merasa risih ketika kecoak terbang seakan menari-nari melewati bagian atas kepala.

Perlengkapan saya hanya remote tv saja kala itu, tidak ada niat untuk membunuh, hanya sekadar membuat kecoak yang terbang pergi menjauh.

Misuh yang sudah terlanjur dipendam dalam hati akhirnya dapat dilampiaskan dengan mengayun remote tv mengarah kepada kecoak tersebut. Dalam satu hempasan, pukulan saya tepat mengenai kecoak yang sedang terbang secara random tersebut.

Akhirnya, dia terbang menjauh. Di sisi lain saya bersyukur kecoak tersebut masih hidup, betapa tidak, kecoak yang mati karena diinjak selalu meninggalkan bau yang tidak sedap.

Pada akhirnya, sih, jika memang ingin rumah, dapur, atau kamar mandi bebas dari gerombolan kecoak, pastikan membersihkan beberapa spot tertentu di rumah secara rutin dan berkala, di sudut ruangan atau daerah yang lembab, misalnya.

Meskipun menjadi serangga yang seringkali membuat risih banyak orang, kecoak memiliki perannya sendiri di alam semesta, yakni sebagai pengurai atau decomposer, pemakan hewan dan tumbuhan yang telah mati.

Ya, kurang lebih sebagai penyeimbang rantai makanan. Selain itu, kecoak memiliki hal absurd, yakni bisa hidup dan bertahan tanpa kepala selama kurang lebih seminggu dan setelahnya mereka akan mati karena kehausan.

Dan rasanya tulisan ini harus segera diakhiri, sebelum saya malah bercerita lebih banyak lagi keunikan dari kecoak yang absurd sekaligus menyebalkan.

Sebagai penutup, ada harapan perihal kecoak yang ingin saya sampaikan; semoga kecoak tidak lagi terbang secara sembarangan dengan pergerakan yang random, karena hal tersebut betul-betul menyebalkan!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun