Sebagai staf HRD khususnya di bagian perekrutan, saya sudah terbiasa mendapatkan labeling atau sebutan dari orang-orang sekitar, termasuk beberapa teman saya.
- Pertama, mulai dari, "kalau HRD berarti jadi penentu nasib orang ya diterima kerja atau nggak",Â
- kedua "wah, udah biasa ketemu dan ngobrol sama banyak orang pasti supel".Â
- Yang terakhir dibilang master of PHP karena ucapan "tunggu aja informasi selanjutnya, ya. Kalau ada proses lanjutan akan dikabari" kepada para kandidat yang melamar kerja.
Begini, untuk ungkapan yang pertama, saya beranggapan bahwa staf HRD di mana pun bukan penentu nasib seseorang dalam bekerja.
Hal itu tentu kembali lagi pada kompetensi yang dimiliki setiap pelamar kerja, juga kualifikasi yang memang dibutuhkan dari suatu perusahaan. Selain memang motivasi, daya juang, juga semangat untuk belajar harus tetap ada.Â
Sebab, teori dan praktik di bangku perkuliahan tentu tidak secara sistematis sama dengan dunia kerja.
Itu kenapa, dari sudut pandang saya, akan lebih nyaman jika posisi HRD diibaratkan jembatan atau penghubung bagi pelamar kerja dan posisi yang mereka lamar di perusahaan, alih-alih menjadi penentu nasib seseorang.
Selanjutnya, sebagai bagian dari tim rekrutmen yang sehari-harinya terbiasa bertemu dan berbincang dengan orang baru (para pelamar kerja) saya selalu dianggap orang yang supel, mudah bergaul, juga mudah akrab dengan seseorang bahkan semua orang.
Nyatanya tidak semudah itu, Mahmudi. Sesekali saya pun merasa gerogi sewaktu interview sekaligus bertemu dengan orang baru dengan segala latar belakangnya. Dan tetap memikirkan bagaimana caranya agar komunikasi terjalin dengan baik. Cukup manusiawi, kan?
Stigma lain yang seringkali disematkan pada saya sebagai staf HRD, mungkin juga orang lain dengan profesi yang sama, adalah dianggap PHP karena ucapan "ditunggu aja info selanjutnya, ya", pada setiap selesai proses interview.
Padahal, ada banyak makna tersirat dibalik kalimat tersebut yang biasa disampaikan di akhir interview oleh para staf HRD. Saya yang dulu sempat merasakan menjadi lulusan baru sekaligus pencari kerja pun sempat merasakan sensasi mendengar kalimat tersebut secara langsung.
Setidaknya, ada hal yang ingin disampaikan secara tidak langsung melalui kalimat tersebut kepada para pelamar.
Yang paling utama, sesuai dengan kalimat yang disampaikan, mohon menunggu. Sebab, biasanya ada beberapa kandidat yang juga direview dalam waktu bersamaan.
Dan kadangkala, waktu yang dibutuhkan untuk menilai kandidat satu dengan yang lain tidak sebentar. Ada baiknya bersabar sampai dengan ada  info lebih lanjut.
Dari sisi kandidat pun, tentu diperbolehkan jika ingin bertanya kapan tenggat berakhir terkait proses interview. Sehingga, jika memang belum sesuai kualifikasi di satu perusahaan bisa langsung mencoba melamar di perusahaan lain.
Saran saya sih, tidak perlu malu bertanya perihal berapa lama harus menunggu terkait hasil dari proses interview, sebab hal itu lebih baik agar mendapat kepastian dibanding misuh dan mangkel juga berkata bahwa staf HRD itu PHP.
Namun, saya juga harus mengakui, menurut saya, penyampaian yang kurang jelas apalagi tanpa batasan waktu tertentu juga kurang baik. Setelahnya, wajar jika seseorang yang bekerja di posisi HRD seringkali dicap sebagai PHP.
Selain dari masalah yang telah disebutkan, jika memang belum sesuai kualifikasi baik sudah diinfokan secara langsung atau sudah menunggu sekian lama, alangkah baiknya jika kandidat tetap berusaha secara maksimal untuk meningkatkan kemampuan yang dimiliki, daripada hanya mengeluh.
Sebab, setiap perusahaan pasti memiliki standar kompetensi dalam merekrut karyawan. Bukan berarti lulusan baru kehilangan peluang. Mereka yang berniat ingin mendapatkan pengalaman kerja pertama pun layak diberi kesempatan.
Sebelum menutup tulisan ini, saya ingin menegaskan juga bahwa, staf HRD pun manusia biasa. Yang terkadang melakukan kesalahan, gerogi saat wawancara, sampai dengan tidak tega jika ada kandidat yang dengan terpaksa ditolak karena belum memenuhi kualifikasi dari perusahaan.
Saya selalu berharap agar kita semua bisa terus belajar dan meningkatkan kompetensi agar dapat bekerja secara maksimal dan selalu memenuhi ekspektasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H