Mohon tunggu...
Seto Wicaksono
Seto Wicaksono Mohon Tunggu... Human Resources - Recruiter

Menulis, katarsis. | Bisa disapa melalui akun Twitter dan Instagram @setowicaksono.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Luangkan Waktu Bermain untuk Anak, Walau Sedang Lelah dan Terkadang Melelahkan

14 Januari 2020   07:30 Diperbarui: 14 Januari 2020   07:33 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai pekerja kantoran yang sehari-harinya biasa bekerja 8 jam (+1 jam dengan waktu istirahat, itu pun jika tidak sedang lembur), lelah fisik dan pikiran ketika pulang sudah pasti menjadi hal yang biasa. Belum lagi perjalanan yang juga terasa melelahkan, membuat para pekerja membutuhkan waktu lebih untuk beristirahat.

Apalagi untuk para orang tua yang memiliki anak di periode golden age (masa keemasan), hal tersebut menjadi tantangan sekaligus dilema tersendiri. Sebab, pada waktu senggang dan ingin beristirahat, tak jarang anak mengajak bermain bersama.

Saya menjadi salah satu dari sekian banyak orang tua yang berada pada posisi tersebut. Serba salah. Mau meng-iya-kan ajakan anak tapi rasanya capek, ingin tidur, dan beristirahat di akhir pekan.

Namun, jika tidak dituruti, rasanya kok ya nggak tega membiarkan anak bermain sendiri tanpa ada teman bermain juga lawan bicara.

Ketika dihadapkan dengan situasi demikian, sebagai manusia juga orang tua biasa, tidak bisa dimungkiri terkadang saya merasa jengkel karena waktu istirahat saya terganggu.

Saya jadi tidak bisa istirahat dengan tenang dan leluasa sewaktu anak mengajak bermain. Entah hanya bermain mobil-mobilan di teras atau berjalan-jalan di sekitaran komplek.

Istri saya pun hampir selalu mengingatkan untuk mengajak anak bermain. Bukan tanpa alasan, karena dari Senin sampai Jumat saya bekerja. Berangkat ketika anak masih tidur, dan tiba di rumah pun mendekati jam tidur anak.

Dalam sehari jika ditotal, saya hanya bisa melihat anak paling lama 30 menit, setelah itu dia tidur. Atas dasar hal tersebut, saya diminta untuk "mendekatkan diri" dengan anak di akhir pekan.

Akhirnya saya berpikir, rasanya egois jika saya hanya memikirkan waktu istirahat pribadi dan tidak meluangkan waktu bermain untuk anak.

Seringkali ketika sebelum tidur, saya menatap wajah anak yang kini usianya menuju tiga tahun, yang seringkali berujung pada rasa haru dan ingatan bagaimana bahagianya saya sewaktu dia lahir ke dunia.

Lalu, saya kembali berpikir, kenapa tidak melanjutkan sekaligus mempertahankan kebahagiaan dengan cara meluangkan waktu dan mengajaknya bermain? 

Toh, dia (anak saya) hanya mengajak main mobil-mobilan atau jalan-jalan di sekitar rumah. Bukan minta dibelikan mainan mewah atau pergi ke tempat yang saya sendiri tidak mampu membayarnya.

Perlahan, anak akan tumbuh dan melewati banyak perkembangan. Merangkak, berjalan, berlari ke sana-ke mari, berbicara, memiliki teman bermain, dan masih banyak lagi.

Melihat secara langsung perkembangan anak, sadar atau tidak, merupakan suatu kebahagiaan tersendiri bagi orang tua. Jangan lewatkan masa tersebut hanya karena keegoisan yang sebetulnya bisa diredam, dihilangkan.

Bermain dengan anak memang seringkali melelahkan, tidak mengasyikan, sekaligus membosankan. Betapa tidak, kita harus ikut merangkak, berpura-pura jatuh agar anak tertawa bahagia, mengajaknya berbincang meski nggak nyambung satu sama lain. Tapi, percayalah, masa tersebut tidak akan terulang.

Bonding antara orang tua dan anak jauh lebih penting dibanding hanya bermain gadget. Jika memang sedang kelelahan, saya terbiasa untuk berkomunikasi dan negosiasi dengan anak, kemudian mencari waktu alternatif bermain bersama.

Mengutip theAsianparent, menurut Chitra Annisya, M.Psi, Psikolog anak dari tiga generasi, pentingnya bonding untuk anak dapat mempengaruhi cara beradaptasi di lingkungannya. Anak lebih berani, mandiri, dan bisa belajar banyak hal.

Percayalah, tanpa bermaksud menggurui, bermain dengan anak pada akhir pekan tidak akan menyita banyak waktu. Hal ini juga perlu saya terapkan secara konsisten dan pengingat untuk diri sendiri.

Terimalah ajakan anak-anak ketika mengajak kita (apalagi sebagai orang tua) bermain, selagi bisa, sebelum akhirnya mereka beranjak dewasa, dan menemukan dunianya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun