Mohon tunggu...
Seto Wicaksono
Seto Wicaksono Mohon Tunggu... Human Resources - Recruiter

Menulis, katarsis. | Bisa disapa melalui akun Twitter dan Instagram @setowicaksono.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengapa Kita Bisa Merasa Kesepian Meski Berada di Keramaian?

30 Desember 2019   10:10 Diperbarui: 14 April 2021   06:45 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kali pertama saya mendengarkan lagu Dewa yang berjudul Kosong adalah pada tahun sekitar 2002, bertepatan dengan dirilisnya lagu tersebut. Rasanya kok ya enak didengar, syahdu gitu. Penggalan lirik yang pasti diingat dalam lagu tersebut tak lain dan tak bukan, "..di dalam keramaian aku masih merasa sepi..". Saya yang kala itu masih kelas 5 SD, memang belum mencerna dengan baik maksud kata tersebut. Ya, hanya ikut-ikutan bernyanyi saja karena lagunya enak.

Sampai akhirnya, saya merasakan sendiri secara langsung apa yang dituliskan pada penggalan lirik tersebut. Secara empiris, beberapa kali saya merasa sepi, meski sedang berada di keramaian. Di mana pun dan dalam kondisi tertentu---walau tidak selalu.

Saya tidak mengingat dengan pasti kapan pertama kali merasakan hal seperti itu. Yang jelas, terkadang rasa sepi di keramaian ini mengganggu. Lha gimana, situasi dan suasana lagi ramai dengan teman-teman yang lain di suatu acara, secara fisik mereka hadir dan ada di sekitar, saling berbincang, tapi saya merasa sendiri dan kesepian. Meskipun begitu, harus dicermati juga antara sendiri dan kesepian itu dua hal yang berbeda.

Sendiri belum dan bukan berarti kesepian. Namun, jika sudah merasa (ke)sepi(an), biasanya akan satu paket dengan merasa sendiri. Ya, begitu kira-kira. Adapun menurut KBBI, kesepian berarti keadaan sepi; kesunyian; perasaan sunyi. Sedangkan sendiri bermakna seorang diri; tidak dengan orang lain.

Saya pun sempat menanyakan kepada beberapa teman apakah hal ini dirasakan juga oleh mereka atau tidak. Sebagian besar dari mereka pernah merasakan hal yang sama---merasa sepi dan sendiri di keramaian. Namun, mereka pun memiliki cara tersendiri untuk menghilangkan perasaan kesepian tersebut. Ada yang membuka obrolan dengan orang lain, ada yang hanya memperhatikan sekitar, ada juga yang hanya mengecek handphone untuk mencari hiburan dan abai dengan suasana lingkungan sekitar.

Beberapa hal yang sudah disebutkan memang tidak bisa dijadikan tolok ukur atau bahan pembanding bagi saya, tapi paling tidak bisa dijadikan gambaran apa yang harus saya lakukan ketika berada di situasi yang sama. Sebetulnya, saya sendiri tidak nyaman jika seharusnya dalam suatu acara menghibur dan bersenang-senang, saya malah sendu dan merasa terasing sendiri.

Akhirnya, saya mencari tahu secara mandiri melalui internet tentang hal tersebut. Bukan untuk memberi label pada diri sendiri, melainkan untuk mendapatkan gambaran permasalahan pada diri sendiri.

Melalui hellosehat, sebuah penelitian yang dilakukan oleh Dr. John Cacciopo, seorang Psikolog di University of Chicago, Amerika Serikat, kesepian juga dikaitkan dengan faktor internal seseorang seperti memandang rendah diri sendiri akibat tidak percaya diri. Hal ini disebabkan karena orang yang tidak percaya diri merasa tidak layak mendapat perhatian dari orang lain.

Baca Juga: Sukses Tanpa Depresi, Waspadai Impostor Syndrome

Saya sendiri tidak sampai sebegitunya, sih. Hanya saja, kadangkala saya tidak memaksa diri untuk berinteraksi ketika sedang merasa sendiri di suatu acara atau pun keramaian. Biasanya, saya mencari kesibukan diri dengan cara bermain handphone atau sekadar melihat-lihat suasana di sekitar. Pasalnya, ketika merasa sendiri, adakalanya sulit sekali memaksa diri untuk berinteraksi. Pada akhirnya, yang terjadi saya hanya bisa berdiam diri.

Meskipun begitu, rasa kesepian dan sendiri biasanya berangsur menghilang ketika menemukan teman berbincang yang tepat. Seperti ada sesuatu yang terkoneksi diantara obrolan yang dilakukan. Sederhananya, sih, nyambung. Jika ada dan menemukan teman seperti itu, paling tidak merasa kesepian ketika berada di keramaian bisa diminimalisir dan diantisipasi.

Merasa kesepian---apalagi dalam suasana ramai---itu tidak menyenangkan. Gairah untuk bersosialisasi pun rasanya mendadak berkurang. Dalam posisi ini, bahkan seakan sulit untuk membuka obrolan dengan orang lain sama sekali. Namun, saya cukup meyakini bukan hanya saya yang merasakan hal seperti ini. Sesekali mungkin orang lain pun pernah mengalami. Itu kenapa rasanya wajar jika kemudian saya berpikir, hal ini lebih kepada kondisional---tergantung suasana hati.

Jika sedang dalam mood yang cukup baik, tentu hal ini dapat diatasi dengan sendirinya. Tidak dengan cepat merasa kesepian meski berada dalam keramaian. Melalui pemikiran seperti ini pula, rasanya sah-sah saja jika saya menikmati kesepian dengan cara merangkai kata demi kata sampai akhirnya menjadi suatu tulisan---meski pada akhirnya akan terkesan seperti curhatan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun