Lalu teringat apa yang disampaikan oleh Raditya Dika saat menjadi juri di acara Stand Up Comedy Indonesia, intinya, menulislah dari keresahan pribadi dan yang paling dekat dengan diri kita (terima kasih karena sudah mengatakan hal ini, yang sampai dengan saat ini saya ingat, Bang Radit!).
Sampai akhirnya, terpikirkan untuk mencoba menulis keresahan saya tentang tingkah laku dan ketidaksiapan para kandidat saat proses wawancara kerja, karena memang berkaitan dengan profesi saya sebagai staff rekrutmen.
Rasanya jadi lebih "gue banget". Meski tulisan saya belum dirasa rapi, paling tidak hasrat untuk menuangkan ide dan keresahan dapat tersalurkan.
Kemudian, muncul pertanyaan baru,
"Untuk apa saya menulis?"
Walau terbilang minim kemampuan, saya berkeinginan untuk bisa membuat orang terdekat saya bangga akan torehan yang bisa diusahakan. Ini menjadi motivasi eksternal saya dalam menulis.
Saya ingin, kelak, keluarga, istri, juga anak bangga dengan tulisan yang saya buat.
Untuk motivasi internal, jelas saya ingin kemampuan saya dalam menulis dapat meningkat. Termasuk juga lebih kreatif dalam mencari ide pun variasi kata.
Walau sudah mengetahui cerita apa yang harus dituliskan, seringkali saya masih menemui kesulitan dalam menemukan ide atau merangkai kata. Mendadak Buntu. Pada situasi seperti ini, saya penasaran, kira-kira apa yang biasanya dilakukan oleh seorang penulis/orang yang terbiasa menulis?
Berdiam diri terlebih dahulu, kah?
Mencari inspirasi dengan berjalan-jalan?