Mohon tunggu...
Seto Wicaksono
Seto Wicaksono Mohon Tunggu... Human Resources - Recruiter

Menulis, katarsis. | Bisa disapa melalui akun Twitter dan Instagram @setowicaksono.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Buang Sampah pada Tempatnya, Lestarikan Lingkungan

3 Mei 2019   06:15 Diperbarui: 3 Mei 2019   06:23 1015
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di setiap lingkar pertemanan kita, sadar atau tidak, pasti minimal ada satu orang yang rajin buang sampah sembarangan walaupun di dekatnya ada tempat sampah.

Pembahasan buang sampah ini, saya cukup yakin tidak lebih menarik dibanding pembahasan terkait politik. Meski begitu, saya yang selalu menjabat seksi kebersihan selama SMP dan SMA, merasa tergerak untuk mengingatkan tentang "buanglah sampah pada tempat yang tersedia."

Ihwal dilarang buang sampah sembarangan memang rasanya sudah dari lama disosialisasikan. Sebagian orang mungkin menganggapnya sudah usang,  membosankan, atau sudah tidak up-to-date untuk dibahas. Namun, buat saya pribadi, ini masih menjadi kegelisahan, keresahan.

Sebagai informasi tambahan, sampah menurut KBBI adalah barang atau benda yang dibuang karena tidak terpakai lagi. Saya tidak akan membahas bahwa sampah terbagi menjadi dua, organik dan anorganik, karena hal tersebut sudah dikategorikan melalui gambar pada tempat sampah yang tersedia di fasilitas umum. Di stasiun, salah satunya.

Dari data yang saya dapat dari BPS (Badan Pusat Statistik) mengenai lingkungan hidup, pada tahun 2016, timbulan sampah di Indonesia mencapai 65.200.000 ton per tahun. Apa iya mau ditambah lagi angkanya dari sampah yang kita buang sembarang?

Dari puntung rokok, bungkus permen, tisu, kertas, dan barang yang tidak terpakai lainnya, memang yang disebutkan itu sepele, benda kecil semua, namun jika digabung, ya, menumpuk juga. Sama seperti kapas yang dikumpulkan sampai dengan 10kg. Bentuknya memang kapas, seharusnya ringan. Ya, kalau dikumpul sampai segitu berat juga.

Masih ingat soal, "lebih berat mana kapas 1kg dengan besi 1kg?" jawabnya apa?

Bagaimana saya tidak resah, hal yang seharusnya mudah dilakukan untuk semua orang, tidak peduli berapa tinggi IQ, EQ, SQ, CQ, AQ juga tingkat pendidikan mereka, faktanya kok malah sebaliknya. Masih banyak orang yang buang sampah di sembarang tempat. Entah di jalan atau fasilitas umum. Apa mereka tidak malu?

Apa yang ada di pikiran mereka ketika tangan dengan ringannya membuang sampah tidak pada tempat yang seharusnya? Yang menjadikan buang sampah sembarangan sebagai passion, ada yang bisa bantu jawab? Tidakkah itu berlawanan dengan hati nurani?

Saya punya beban tersendiri dan berat rasanya kalau harus buang sampah di sembarang tempat, tidak pada tempat sampah yang tersedia. Namun, atas dasar keresahan yang saya rasakan, semoga tidak sampai dinilai berlebihan. Hanya sekadar mengingatkan sambil mencontohkan.

Perilaku membuang sampah sembarangan ini selalu terlihat menyebalkan siapa pun pelakunya, bisa teman, keluarga, pacar, di mana pun. Saat berkendara, jalan kaki, atau di transportasi umum, misalnya.

Saya yakin tidak sendirian seringkali melihat pengendara motor atau mobil yang setelah merokok, puntungnya pasti dibuang sembarang di jalanan. Ingin rasanya menantang mereka ini, setelah merokok, puntungnya bisa disimpan dulu tidak? Terserah di mana saja, yang penting nantinya dibuang pada tempat semestinya.

Tidak melulu orang yang menggunakan kendaraan. Pejalan kaki yang sambil merokok pun tidak sedikit dari mereka membuang puntung rokok sembarangan. Gaya mereka, biasanya dengan menyentil puntung rokok ke sembarang tempat atau menjatuhkan puntung ke dekat kaki lalu diinjak. Terlalu biasa dan gitu-gitu aja. Atau ya sembarang buang. Membosankan.

Mau yang tidak biasa, terlihat edgy dan keren? Coba buang di tempat sampah yang tersedia. Kalau tidak ada, bisa dikumpulkan dulu, bawa bungkus atau tempat kecil, kalau sudah ketemu tempat sampah, bisa segera dibuang.

Saya bahkan tidak sungkan buang puntung rokok bekas teman saya ketika sedang ngobrol. Awalnya menegur, kalau tidak efektif, ya, langsung kumpulkan dan buang ke tempat sampah. Gampang, kok.

Di transportasi umum, di KRL tepatnya, pernah ada satu kejadian yang rasanya bikin geram. Seorang bapak menyuruh anaknya membuang bekas kemasan susu yang diminum di dalam KRL. Dibanding marah-marah, saya langsung mengambil kotak susu tersebut, lalu masukan ke dalam tas.

Cerita lain, ketika saya sedang makan siang di salah satu restoran pizza ternama, ada dua orang turis asing yang juga sedang menyantap pizza. Memang, saat itu ada banyak dus yang berserakan sisa pelanggan di atas meja makan yang tidak mereka buang ke tempat sampah (padahal posisi tempat sampah tersedia di area tersebut), lalu salah satu turis berkata,

"I don't do that.", sambil tertawa sinis.

Entah kenapa rasanya seperti disentil, meski bukan saya yang melakukan hal tersebut --tidak membuang dus pizza pada tempat sampah-.

Setelah sampah yang mereka buang secara sembarang "terkumpul", efek yang jelas dan nyata terasa adalah banjir. Seperti yang sedang terjadi di beberapa bagian pada saat ini. Tidak hanya di Ibu Kota, di wilayah lain pun memiliki potensi yang sama -jika perilaku seperti ini masih selalu terjadi, seperti kebiasaan, atau mungkin bagian dari passion?- entah.

Tidak ketinggalan, orang yang menyebalkan untuk urusan buang sampah sembarangan adalah mereka yang berkata,

"Buat apa rajin banget buang sampah di tempatnya, nanti kalau jalanan sama tempat lain bersih, cleaning service engga ada kerjanya, dong?"

Untuk menjawab pertanyaan ini, awalnya saya sempat bingung dan agak malas meladeni, namun baru-baru ini, saya membaca twit dari Jerome Polin yang nampaknya cukup telak bagi pertanyaan tersebut,

"..kalau mikirnya gitu, kenapa ga meninggal aja? Kan kasian tukang kubur ga kerja."

Kalau kalian merasa tersindir atau kesal dengan kalimat itu, coba pikir, berapa orang yang sudah dirugikan karena sampah yang kalian buang secara sembarangan.

Sebab itu, sebagai mantan seksi kebersihan periode SMP-SMA, saya mengingatkan, yuk, buang sampah pada tempat yang sudah tersedia. Jika di sekitar belum terlihat tempat sampah, boleh disimpan, dipegang terlebih dahulu sampai menemukan tempat sampah yang tersedia atau sudah disediakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun