Seingat saya ketika PDKT, yang diperdebatkan itu perihal mau makan apa dan di mana, pake baju couple apa engga waktu kencan, punya nomor handphone kembar yang belakangnya beda atau engga, password media sosial atau handphonenya apa, kalau ga dijawab ya akan dicurigai. Halah, dasar bucin.
Jika hal seperti ini berlanjut, makin lama yang harus dipersiapkan untuk menikah itu bukan berapa besar maharnya, tapi pilihan politik yang sama dengan calon pacar dan mertua. Jelas, ini kesempatan untuk yang belum berpenghasilan tapi ingin menikah.
Kasihan si Nizar ini, niat mau segera dapat pacar, alih-alih yang ditanya sudah pacaran berapa kali, sudah ngapain aja sama pacar sebelumnya, malah ditanya pertanyaan yang lebih sulit dan sebetulnya ga ada ketertarikan sama sekali dengan politik.
Ditambah, saat ini sedang ramai sekali soal kecurangan dalam perhitungan hasil pencoblosan yang jelas belum terbukti benar, dan beberapa pendukung politik ini suka sekali mendoakan kena azab bagi yang curang.
Saya khawatir jika Nizar memang betul berbeda sudut pandang dalam pilihan politik dengan gebetannya, akan didoakan kena azab selalu gagal dalam PDKT karena beda pilihan politik. Jelas, semoga hal demikian tidak terjadi. Lagipula, sedikit-sedikit kok azab, sih. Macam sinetron di channel sebelah. Apa jangan-jangan memang terinspirasi dari sinetron? Dasar busin.
Saran saya untuk  Nizar, dari saya yang juga pernah melakukan hal ini, agar lebih mudah dapat pacar, ketimbang cari wanita yang masih jomblo dan banyak pria yang memperebutkan, lain kali coba dekati wanita yang sudah punya pacar, saingannya cuma satu, ya pacarnya.
Eh, gimana?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H