Mohon tunggu...
Setiono
Setiono Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya sekarang menjadi mahasiswa di UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung program studi Ilmu Hadits di Jawa Timur. Dalam status saya menjadi mahasiswa saya ikut dalam himpunan mahasiswa yang memiliki jabatan sebagai anggota divisi pengembangan sumber daya mahasiswa dalam Ilmu Hadis

Saya memiliki hobi yang tergolong sangat jarang di temukan dalam prodi saya, yaitu bermusik dan menulis sastra. tidak cuma itu saja saya juga memiliki ketertarikan dalam dunia literasi yang yang selaras dengan pegembangan dalam prodi saya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah Perkembangan Hadis Pada Masa Rasulullah Hingga Abad Ke Tiga Hijriyah

11 Desember 2023   00:20 Diperbarui: 11 Desember 2023   00:43 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap peradaban pasti memiliki kemajuan dan kemunduran dalam perkembangannya. Begitu pula dengan Sejarah perkembangan hadis. Dalam sejarahnya hadis memiliki beberapa fase yang berakibat pada sejarah yang harus kita ditelusuri dan dipelajari setiap sejarahnya. Kemajuan dan kemunduran itu disebabkan oleh beberapa pengaruh seperti geografis, politik dan lain sebagainya. Hal itu menjadi faktor terbentuknya berbagai macam versi yang menjadikan pembukuan hadis tidak langsung terbentuk seperti yang ada pada zaman sekarang. Dengan begitu Sejarah pembukuan hadis menjadi hal yang sangat menarik untuk dipelajari kembali tentang perjuangan para muhaditsin untuk menjadikan kitab hadis seperti sekarang.

Perkembangan untuk terciptanya sebuah hadis memiliki beberapa tahap dan masa untuk menjadi seperti sekarang. Awal mula perkembangan kodifikasi hadis terjadi pada masa Rasulullah SAW. Hadis pada masa tersebut hadis hanya diterima oleh para sahabat dan para sahabat pula tidak banyak meriwayatkan hadis dari nabi Muhammad SAW. Tiga sahabat yaitu Abu Bakar, Umar bin Khatab, Utsman bin Affan hanya meriwayatkan hadis secara lisan. Pada masa Ali juga terdapat berbagai konflik yang menjadikan munculnya hadis-hadis palsu. Hal ini dipengaruhi oleh terpecahnya antara yang pro dengan Ali dan Kontra dengan Ali. Dengan begitu kualitas hadis sangat diperhitungkan untuk dijadikan rujukan.

  Pada masa Tabiin untuk mencari hadis tidak bisa didapatkan dalam tempat yang sama. Hal ini karena pada masa Ali bin Abi Thalib banyak kaum yang menetap keluar kota. Tetapi dari banyaknya Tabiin juga banyak yang menjadi murid dari para sahabat. Dengan hal itu para tabi'in harus datang keberbagai daerah untuk mendapatkan hadis yang memiliki jelas dari para sahabat. Daerah tersebut adalah Kuffah, Basrah, Syam, Mesir, Andalusia dan daerah lainnya. Hadis yang didapatkan oleh para Tabiin ada yang untuk dihafal dan ada yang berbentuk tulisan, selain itu ada yang dalam bentuk ibadah dan amaliyah. Sehingga hadis yang didapatkan oleh para Tabiin jelas dan tidak ada yang tercecer yang didapatkan dari sahabat.

Kodifikasi hadis secara besar-besaran dilakukan pada masa Umar bin Abdul Aziz yang melibatkan personal dari para muhadistin. Kodifikasi tersebut tidak mudah karena harus mengalami berbagai macam kondisi yang ada pada masa itu. Dengan penuh perjuangan untuk mengumpulkan hadis dan dituangkan dalam tulisan terciptalah kitab hadis yang ditulis pertama oleh Ibn Hazm. Tapi, dalam kitab tersebut belum cukup untuk mencangkup hadis yang tersebar di daerah Madinah. Dari karya Ibn Hazm terus dilanjutka oleh beberapa tokoh hingga akhir pemerintahan Bani Umayyah. Setelah itu penyempurnaan juga dilakukan oleh Bani Abbas dan tokoh yang paling terkenal dalam perkembangan ilmu hadis adalah Imam Malik dengan karyanya Muwattha'.

Dari abad yang sama juga banyak kitab yang menjadi perhatian ulama' secara umum. Antara lain Mukhtalif al Hadis karya Imam syafi'i serta as Sirah nabawiyah karya Ibn Ishaq. Setalah speninggal Tabi'in, lanjut pada abad ke tiga yang menjadikan hadis dikelola secara detail. Yaitu memisahkan antara perkataan tabiin dan fatwa tabiin. Selain itu hadis yang terangkum kitab sebelumnya ada beberapa kitab yang masih tercampur antara hadis yang shahih dan yang tidak shahih. Salah satu karya hasil dari abad ketiga adalah Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Sunan at Tirmidzi dan lain sebagainya. Pada abad ini juga muncul berbagai macam kitab atas kritik terhadap sanad dan matan hadis serta jark wa ta'dil dalam suatu hadis.

Dengan perkembangan hadis dari masa Rasulullah hingga para tokoh muhaditsin menjadikan kitba hadis yang beredar pada zaman sekarang menjadi mudah untuk dipelajari oleh umat Islam. Dengan hal itu perjuangan yang dilakukan oleh tokoh-tokoh terdahulu menjadi tauladan penerus ilmu yang diwariskan untuk dikembangkan sesuai zaman yang berkembang. Ilmu hadis sendiri juga mempunyai tempat yang khusus, karena menjadi sumber rujukan kedua umat Islam. Selain itu hadis memiliki ruang yang sangat luas. Tidak hanya membahas tentang ibadah saja, melainkan juga mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan umat muslim diseluruh dunia. Dengan begitu Hadis harus selalu dilertarikan dengan cara mempelajari apa yang sudah dicontohkan oleh para muhaditsin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun