Kegiatan diskusi yang dilakukan oleh para kalangan mahasiswa sering dilakukan dan digaungkan. Hal ini sudah menjadi tradisi disetiap kampus besar maupun kecil yang ada di Indonesia. Topik yang dibahas dalam kegiatan perdiskusian juga berubah-ubah dan tidak jarang juga membahas tentang segala sesuatu yang sedang trend dalam waktu tersebut. Salah satu contoh yang sedang trend sekarang adalah memancing. Memang, sebagai mahasiswa semester muda atau tua harus sering memancing. Selain memancing di sungai, mahasiswa juga harus sering memancing topik pembicaraan agar perdiskusian yang didasari nalar kritis lebih sering diaktifkan dan dikembangkan.
Perdiskusian dalam ruang lingkup mahasiswa juga aktif dilakukan oleh para Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung. Salah satunya adalah Lingkar diskusi Fuad. LDF (lingkar diskusi fuad) merupakan kegiatan yang diadakan oleh Dema fakultas ushuluddin adab dan dakwah yang diikuti oleh para mahasiswa yang tergabung dalam fakultas tersebut. Kegiatan ini dilaksanakan di dalam kampus maupun diwarung-warung kopi sekitar kampus. Selain menyuburkan intelektual para mahasiswa, kegiatan ini juga menumbuhkan perputaran perekonomian masyarakat sekitar dan mendukung pemerintah untuk peduli terhadap UMKM kecil.
Salah satu acara tersebut menggabungkan antara mahasiswa dari prodi IAT (Ilmu al Quran dan Tafsir), BSA (Bahasa dan sastra arab), dan ILHA (Ilmu Hadis). Acara tersebut bertemakan “Politik Identitas Islam Pada Dulu dan Sekarang”. Tema tersebut diambil karena dirasa sangat momentual terhadap kondisi perpolitikan perhari ini di Indonesia. Bahkan, pada masa sahabat politik identitas sudah digunakan untuk meyakinkan umat islam menganut salah satu aliran pada masa itu. Pergerakan politik semacam itu hingga saat ini masih digunakan untuk mencari masa dengan mengarahkan sudut pandang ke dalam salah satu kelompok.
Melihat dari geneaologi perpolitikan dalam Islam, pergejolakan tergaung pada masa setelah wafatnya kanjeng nabi Muhammad SAW, lebih tepatnya pada masa Sayyidina Ali bin Abi Thalib. Pada saat itu umat Islam terbagi menjadi tiga golongan yaitu, Syi’ah, Khawarij dan Sunni. Syi’ah merupakan aliran yang meyakini bahwasanya pemegang kekuasaan atau yang menjadi khalifah hanya dapat dipegang oleh garis keturunan nabi Muhammad SAW. Secara tidak langsung aliran Syi’ah merupakan kelompok yang pro terhadap Ali bin Abi Thalib untuk dijadikan khalifah pada saat itu. Di lain sisi, ada kelompok Khawarij yang kontra dengan Ali.
Sebenarnya kelompok Khawarij kelompok yang masuk dalam barisan Ali. Namun, mereka keluar dari barisan Ali dikarenakan tidak sepakat dengan keputusan tahkim ( perjanjian) dalam perang siffin. Isi dalam tahkim tersebut adalah memutuskan masalah dari dua orang atau lebih kepada seseorang diantara mereka untuk menyelesaikan sengketa dan ditetapkan hukum syara’ atas sengketa mereka itu. Dari sengketa tersebut Sayyidina Ali bin Abi Thalib memimpin wilayah didaerah kufah dan muawiyah diangkat oleh pendukungnya menjadi khalifah didaerah Syam. Sedangkan Sunni lebih memilih muawiyah dalam perkara kekuasaan.
Pertentangan yang ada dalam politik tersebut menimbulkan berbagai macam cara terbentuk untuk mencari dan meyakinkan umat Islam condong kesalah satu kelompok tersebut. Salah satu contoh dari imbas pergejolakan tersebut adalah munculnya hadis-hadis palsu. Sebenarnya hadis palsu sudah ada pada nabi Muhammad SAW. Tetapi, dalam perkara ini kelompok Syi’ah membuat hadis palsu yang bertujuan untuk menarik masa agar masuk kedalam Syi’ah. Salah satu contoh hadisnya adalah:
من اراد ان ينظر الى ادم في علمه والى نوح في تقواه والى ابراهيم في عامه والى موسى في هيته والى عيسى في عبادته فلينظر الى علي
“Barang siapa yang ingin melihat Adam tentang ketinggihan ilmunya, ingin melihat Nuh tentang ketakwaanya, ingin melihat Ibrahim tentang kebaikan hatinya ingin melihat Musa tentang kehebatannya, ingin melihat tentang isa tentang ibadahnya, hendaklah melihat Ali”.
Sedangkan dalam hadis nabi Muhammad SAW yang memiliki kualitas shahih melarang umatnya untuk melakukan kedustaan yang mengataskan nama nabi Muhammad SAW.
بلغوا عني ولو اية وحدثوا عن بني اسرىىءيل ولا خرج ومن كدب علي متعمدا فليتبوءا مقعدت في النار
“Sampaikanlah dariku walau satu ayat, dan ceritakanlah dari bani Israil dan itu tidak dosa. Dan barang siapa berdusta atas namaku maka bersiap-siaplah masuk ke neraka.”