Mohon tunggu...
Nur Setiono
Nur Setiono Mohon Tunggu... lainnya -

Pensiunan swasta yang senang mengamati kehidupan sosial/kemasyarakatan. Sok merasa sibuk. Iseng suka tulas tulis kecil. Ngebanyol OK (tapi bukan pelawak). Serius gak ketinggalan (tapi bukan pakar). Berdomisili di pinggiran Jakarta Timur

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kebijakan: Sebagai Sebuah Paradoksial (2)

19 Juli 2010   09:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:45 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Antara pemerintah dan masyarakat seolah selalu menjadi dua kutub yang senantiasa berseberangan. Namun dengan upaya mencari terobosan terus menerus keduanya akan bisa bersinergi secara baik sehingga bisa mewujudkan kesejahteraan bangsa sesuai amanat Undang Undang Dasar 1945.

Kita ambil contoh, energi listrik terdiri dari tiga atau umumnya dua kutub (+) dan (-), Jika keduanya dipertemukan secara langsung akan menimbulkan bahaya, ledakan, kebakaran dan sebagainya. Namun ketika di pertemukan melalui suatu sistem misalnya, kumparan (gulungan/coil) tertentu, justru malah memberikan efek sinergis yang luar biasa, lampu menjadi nyala, dinamo mengeluarkan energi gerak putar yang lebih bisa bermanfaat, dan lain lain contoh.

Nah,.......... sekarang bagaimana mengupayakan agar kumparan tersebut bisa diciptakan. Itulah yang menjadi pekerjaan rumah kita semua.

Pemerintah hendaknya tidak hanya meminta masyarakat untuk memahami kesulitannya.  Tapi juga mampu berempati terhadap kesulitan masyarakat, terutama lapisan bawah yang nota bene adalah warga bangsa mayoritas.

Semoga.

Terima kasih,

Jakarta, 19 Juli 2010

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun