Mohon tunggu...
Setio Budianto
Setio Budianto Mohon Tunggu... Guru - Saya adalah seorang Praktisi dan Akademisi Pariwisata, juga Guide Berbahasa Inggris. Disamping itu menulis buku fiksi dan non fiksi

Saya menyukai Pariwisata dan kebudayaan, sejarah terutama masa klasik Hindu Buddha. Juga menyukai perjalanan wisata serta topik mengenai lingkungan hidup serta pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Setelah Modern

29 Mei 2023   23:40 Diperbarui: 29 Mei 2023   23:44 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Resto Rumah Jawa Kab Kediri. Sumber Dok Pribadi

Kiranya hal itu tepat menggambarkan kondisi sekarang ini. Dunia berjalan begitu cepat. Sangat-sangat cepat. Banyak asumsi beredar, tentang masa depan. 

Tentang robot, Artificial Inteligence dan lain-lain. Tentang masa depan suram manusia yang akan "tersisih" karena teknologi. Oleh karenanya, ada semacam gerakan "Back to Basic". 

Kembali kedasar, dasar masa lalu. Manusia tak ingin lagi berjalan atau berlari cepat mengejar waktu. Ia ingin "diam" atau bahkan kembali ke masa lalu. Apa buktinya?

Arsitektur. Kini, restoran atau tempat makan banyak didesain bukan  mewah bersih dan futuristik, melainkan mengusung suasana Jadul. Dan ini sangat laku, banyak peminatnya. Transportasi jadul. Kini banyak bermunculan klub-klub sepeda ontel lama. Juga andong wisata di hari minggu. Yang tidak kalah seru, adalah festival atau kegiatan jaman dulu, memakai busana adat tertentu. Yang juga tidak bisa dilupakan, adalah desain kendaraan sekarang ini, yang kembali ke era 70 an dan 80 an.   

Resto Rumah Jawa Kab Kediri. Sumber Dok Pribadi
Resto Rumah Jawa Kab Kediri. Sumber Dok Pribadi
Desain lampu kuno di kawasan Kayutangan Malang. Sumber : Dok Pribadi
Desain lampu kuno di kawasan Kayutangan Malang. Sumber : Dok Pribadi
Peringatan Harkitnas di sekolah. Sumber : Dok Pribadi
Peringatan Harkitnas di sekolah. Sumber : Dok Pribadi

Salahkah jika manusia ingin memperlambat waktu, untuk menikmati hidupnya? Salahkah jika manusia telah jenuh dijejali modernitas?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun