Mohon tunggu...
Setia Widowati
Setia Widowati Mohon Tunggu... Guru - Selamat datang...

Semoga tulisan saya bisa menambah wawasan kita semua

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bercermin dari Teori Erik Erikson: Delapan Tahap Perkembangan Psikososial

26 November 2021   14:40 Diperbarui: 26 November 2021   15:02 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Jerman Erik erikson, lahir pada 15 Juni 1902 sebagaimana tokoh tokoh besar psikologi pendahulu. Dibesarkan oleh ibu dan ayah tiri. Erik erikson adalah seorang anak laki laki yang tidak tau siapa ayah kandungnya. Sehingga erik erikson mengalami krisis identitas, merasa tidak mengenal dirinya sendiri. 

Sepanjang hidupnya erikson ini berada dalam kebimbangan mengenai identitas dirinya sendiri. Masa dewasa dipenuhi dengan bergonta ganti pekerjaan dan lokasi tinggal untuk dapat mengenali dirinya sendiri. Sekarang erik dikenal sebagai ahli psikologi perkembangan dan psikologikal Amerika yang terkenal dengan teorinya tentang perkembangan psikososial manusia. Erik Meninggal pada usia 91.

Setiap orang tua pasti ingin anaknya dapat memiliki kemampuan berjuang sendiri dalam kehidupannya serta tumbuh menjadi anggota masyarakat yang sukses. 

Membentuk karakter pribadi pada anak itu menjadi sesuatu yang penting sekali untuk dipelajari. Pembentukan sebuah karakter yang baik itu akan berguna sebagai bekal untuk anak, menentukan kemampuan berjuang dalam menghadapi masalah sendiri. 

Erikson berpendapat bahwa kepribadian berkembang dalam tahapan yang telah ditentukan melalui delapan tahap perkembangan psikososial, dari bayi hingga dewasa.

Setiap tahap, orang tersebut akan mengalami krisis psikososial yang dapat memiliki hasil positif atau negatif bagi perkembangan kepribadian. Pada tahapan terdapat konflik psikologis yang harus berhasil diatasi agar seorang anak berkembang menjadi orang dewasa yang dapat menyesuaikan diri dengan baik.

Tahapannya sudah runtut sesuai usia. Berikut 8 tahap perkembangan psikososial Erikson meliputi:

  • Tahapan bayi awal mulai saat lahir sampai 18 bulan karakteristiknya Kepercayaan vs Ketidakpercayaan
  • Kedua tahapan Bayi lanjut ini terjadi antara usia 18 bulan sampai kira-kira tiga tahun dengan karakterisktiknya Otonomi vs Rasa Malu dan Keraguan
  • Ketiga tahap anak awal ini selama usia prasekolah dengan karakternya Inisiatif vs Rasa Bersalah
  • Keempat tahap anak pertengahan terjadi selama masa kanak-kanak antara usia enam sampai dua belas tahun Karakteristik ketekunan vs rasa rendah diri
  • Kelima memasuki tahap masa puber dari sekitar 12 sampai 18 tahun dengan karakternya Identitas vs Kebingungan Peran
  • Selanjutnya Tahap dewasa awal berlangsung di antara usia sekitar 18 sampai 40 dengan karakter Keintiman vs. Isolasi
  • Tahap ketujuh dewasa pertengahan berlangsung antara usia sekitar 40 dan 65 dengan karakter Generativitas vs Stagnasi
  • Terakhir tahapan terjadi setelah usia 65 tahun dengan karakter Integritas Ego vs Keputusasaan

Keberhasilan dari setiap tahap menghasilkan kepribadian yang sehat dan perolehan kebajikan dasar. Sedangkan kegagalan untuk menyelesaikan suatu tahap dapat mengakibatkan berkurangnya kemampuan untuk menyelesaikan tahap lebih lanjut. 

Namun tahapan yang belum berhasil dapat diselesaikan dengan sukses di lain waktu. Erik Erikson berpendapat bahwa kepribadian berkembang dalam urutan yang telah ditentukan, dan dibangun di atas setiap tahap sebelumnya.

Pada sekolah dasar tahapan keempat yang sering pendidik temui difase karakteristik ketekunan vs rasa rendah diri.  Anak difase ini memiliki tugas dan tantangan yang akan dihadapi. 

Ketika pendidik berada dipembelajaran ajaklah peserta didik untuk bertanggung jawab secara mandiri menyelesaikan tugas, beri peserta didik kepercayaan bahwa mereka mampu menghadapi dengan aktifitas belajar bersama, sehingga anak yang berhasil akan memiliki ketekunan dan kepercayaan diri serta siap menghadapi tantangan yang lain, namun anak yang tidak cakap dalam menghadapi tantangan akan muncul rasa rendah diri dan inertia atau perasaan tak mampu, lambat, kurang bisa berinteraksi secara sosial. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun