Mohon tunggu...
setiawati suyatman
setiawati suyatman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Manusia biasa

Menulis untuk menceritakan hidup dan kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Uniknya Belanja di Pasar Modern dan Tradisional

15 Juli 2020   18:36 Diperbarui: 15 Juli 2020   18:59 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli dalam satu wilayah atau daerah dimana transaksi dapat secara barter (pertukaran barang dengan barang) atau alat tukar resmi yang berlaku di suatu negara. Pasar tradisional atau pasar rakyat sudah ada sejak dahulu kala hingga sekarang walaupun sudah banyak yang diganti dengan pasar modern seperti minimarket, supermarket, hypermarket dan departmen store.

Perkembangan pasar modern berawal tahun 1958-an sampai sekarang dengan berbagai produk  ditawarkan seperti, kebutuhan sehari-hari, fashion, perlengkapan kantor, peralatan dapur, bahan bangunan dan lain lain. 

Ruangan yang bersih, produk tertata rapi, banyak aneka produk pilihan yang di jual dengan harga promo atau normal , melayani diri sendiri atau self service itulah ciri-ciri dari pasar modern tapi tidak semua orang suka berbelanja di tempat seperti itu, mereka lebih suka di pasar tradisional dengan alasan dapat tawar menawar harga, harga lebih murah dan adanya interaksi secara langsung dengan penjual.

Sekarang pemerintah daerah sudah banyak melakukan renovasi pasar tradisional dimana ciri-ciri seperti kotor, sumpek, bau, tidak teratur dan becek, berangsur-angsur mulai berubah menjadi lebih baik untuk dikunjungi oleh masyarakat, walaupun belum semuanya, setidaknya sudah ada komitmen untuk memperbaiki citra buruk pasar tradisional. 

Kita dapat menemukan dengan mudah pasar modern di daerah perkotaan sedangkan untuk daerah pedesaan, di tingkat kecamatan sudah ada minimarket dan supermarket. Kedua pasar tersebut saat ini dapat hidup berdampingan dan saling menguntungkan karena adanya pengaturan jam operasional untuk masing-masing pasar.

Berbelanja di masing masing pasar, Kita akan menemukan hal hal menarik yang melekat di pikiran sebagai pengalaman yang baik atau buruk tergantung pada cara pandang seseorang. Ada harga promo seperti buy one get one ( beli satu gratis 1), buy two get three (beli dua dapat gratis satu, total dapat tiga).

Discount 50% for second purchase (dapat potongan 50% untuk pembelian kedua), get voucher Rp. 50.000 minimum purchase Rp. 500.000 with T&C (dapatkan voucher Rp.50.000 untuk pembelian paling sedikit RP. 500.000 dengan syarat dan ketentuan berlaku), merupkan promo promo yang biasa Kita jumpai di pasar modern, tetapi jika dicermati dan dikalkulasi dengan teliti, maka Kita dapatkan harga jadi lebih mahal dari harga satuan karena belum termasuk PPN, dan menyebabkan membeli barang melebihi dari kebutuhan semestinya.

"Kami akan ganti selisihnya, bila harga Kami lebih mahal", slogan ini pernah Kita dengar dan lihat di salah satu hypermarket di Indonesia, padahal biaya yang dikeluarkan untuk klaim selisih tersebut lebih mahal seperti untuk bayar parkiran, ongkos naik kendaraan umum dan menyita waktu. 

Demikian juga dengan harga produk yang dijual dengan nilai nominalnya, tidak ada dalam uang pecahan rupiah yang di keluar oleh PERURI dan biasanya pengusaha menyiasati dengan pembulatan kebawah atau keatas. Masalah lainnya bila pembeli menggunakan uang tunai pada saat transaksi akhir di kasir, Dan mendapatkan uang kembalian recehan kecil (uang pecahan koin) tidak sesuai dengan yang tertera di struk kasir, maka  alasan yang diberikan adalah tidak ada uang pecahan tersebut sehingga diganti dengan permen (berlaku di pasar modern tertentu) , atau pembeli harus ikhlas merelakan kekurangan tersebut.

Lain lagi dengan harga yang berlaku di pasar tradisional, tidak ada pecahan koin atau logam seperti, Rp 25, Rp 50, Rp 100 dan Rp 200. Pedagang menjual dengan harga minimal Rp 500, bila terjadi kekurangan uang yang diterima oleh pembeli maka pedagang akan memberikan aternatif seperti diganti dengan barang seharga kekuranggannya atau menambahkan dengan barang yang sejenis tetapi dengan takaran atau ukuran yang lebih kecil.

Pasar modern atau tradisional, mempunyai keunikan tersendiri dengan segala kelebihan dan kekuranggannya. Pilhan Kita adalah berbelanjalah sesuai dengan kebutuhan, jarak tempat tinggal dan sesuai dengan anggaran agar bisa menjadi pembeli yang cerdas. Selamat berbelanja!

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun