Mohon tunggu...
Setiawati Ningsih
Setiawati Ningsih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Sejarah

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kebijakan Nadiem Mengenai Seragam Sekolah 2024: Inovasi atau Kontroversi?

23 April 2024   15:20 Diperbarui: 23 April 2024   15:26 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pada awal tahun 2024, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim, mengumumkan kebijakan baru yang berkaitan dengan seragam sekolah. Kebijakan ini menggugah berbagai reaksi dari berbagai kalangan, menimbulkan diskusi tentang inovasi dalam pendidikan dan potensi kontroversi yang mungkin timbul. Kebijakan baru ini menetapkan bahwa seragam sekolah tidak lagi seragam dalam arti tradisional, tetapi mengizinkan lebih banyak fleksibilitas dan ekspresi individu siswa. Tulisan ini akan mengupas kedua sisi dari kebijakan tersebut dan mencoba mengevaluasi apakah langkah ini merupakan inovasi yang positif atau kontroversi yang tidak perlu.

Argumen yang mendukung kebijakan ini adalah kebebasan berekspresi yang lebih besar bagi siswa. Dengan memperbolehkan siswa memilih aspek tertentu dari seragam mereka. Kebijakan ini dianggap dapat meningkatkan rasa kepemilikan dan identitas diri di kalangan siswa. Ini juga dilihat sebagai langkah untuk mengurangi tekanan dan perundungan yang mungkin terjadi karena perbedaan ekonomi yang terlihat dari seragam sekolah. Di sisi lain, kebijakan ini juga menimbulkan beberapa kontroversi. Beberapa pihak berpendapat bahwa kebijakan ini bisa mengaburkan identitas institusi pendidikan yang selama ini dipertahankan melalui seragam.

Seragam sekolah telah lama dianggap sebagai simbol kesetaraan di antara siswa, menghilangkan hambatan sosial-ekonomi dan fokus pada pendidikan. Dengan memberikan keleluasaan ini, dikhawatirkan akan timbul disparitas yang justru menonjolkan perbedaan ekonomi di antara siswa. Selain itu, kebijakan ini mungkin juga menimbulkan kebingungan dan konflik di kalangan orang tua dan pihak sekolah yang harus menyesuaikan dengan aturan baru ini. Beban biaya yang mungkin berubah karena kebutuhan untuk membeli beberapa jenis seragam atau aksesori tambahan bisa menjadi beban bagi keluarga dengan pendapatan lebih rendah.        

Kebijakan seragam sekolah yang diumumkan oleh Nadiem Makarim tentu membawa angin segar dalam sistem pendidikan di Indonesia. Namun, seperti dua sisi mata uang, kebijakan ini juga mengundang kontroversi. Di satu sisi, kebijakan ini memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengekspresikan diri. Di sisi lain, resiko ketidaksetaraan dan kebingungan administratif juga meningkat. Diperlukan waktu dan evaluasi mendalam untuk benar-benar memahami dampak jangka panjang dari kebijakan ini. Penting bagi pihak-pihak yang terlibat untuk mendengarkan semua suara yang terdampak dan mencari titik tengah yang tidak hanya inovatif, tetapi juga inklusif dan adil bagi semua pelajar.

Perubahan seragam sekolah dapat dianggap sebagai upaya untuk memodernisasi tampilan sekolah dan meningkatkan rasa bangga siswa terhadap institusi mereka. Seragam baru yang lebih modern dan nyaman mungkin juga mendukung peningkatan semangat belajar siswa. Selain itu, perubahan ini dapat menyebabkan ketidakpuasan di kalangan siswa yang lebih memilih seragam lama karena kenyamanan atau alasan sentimental.

Kebijakan penggantian seragam sekolah idealnya harus melibatkan masukan dari semua pihak yang terkait, termasuk para siswa, orang tua, dan staf pengajar. Hal ini penting untuk memastikan bahwa kebijakan baru tidak hanya mencerminkan keinginan pihak sekolah dalam memperbarui citra, tetapi juga mempertimbangkan aspek kenyamanan dan keterjangkauan bagi siswa dan keluarganya. Sebaiknya, sebelum kebijakan ini diterapkan, perlu adanya jajak pendapat atau diskusi terbuka di mana pendapat dan keberatan dari komunitas sekolah dapat diungkapkan dan didiskusikan secara mendalam. Ini akan membantu menciptakan solusi yang lebih inklusif dan menerima lebih luas, mengurangi potensi konflik dan meningkatkan keharmonisan dalam komunitas sekolah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun