[caption id="attachment_90912" align="aligncenter" width="300" caption="pria meminum teh"][/caption] "Wuihh enak juga tuh teh."
Clingak, clinguk gak jelas membuat jalan kali ini semakin payah. Kaki pun mulai memberontak ingin istirahat. Sementara mata dan kerongkongan beroposisi melakukan kudeta damai yang membuat gemetar seluruh tubuh. Istirahat lah ! "Mas, minta tehnya. Taruh di meja sana ya, nanti saya ambil." Tak enak memang jika minum teh tanpa kue yang menemani. Biar tidak terjadi revolusi pikirku jika urusan makanan tak tercukupi. Sambil membawa makanan. duduk lah aku. Loh kok bubuk teh berada di tempat ku, tak satupun terdapat teh manis yang menggoda selera seperti yang kuinginkan. Tanpa banyak pikir ku panggil pelayan memastikan pesanan ku sebelumnya. "Mas, kok bubuk teh, saya pesan teh manis. Ini bukan pesanan saya" "Maaf mas, pesanan mas belum kami buatkan. Nanti saya ambilkan." "Lantas ini punya siapa ?" "Saya tidak tau." Tiba-tiba datang suami istri menghampiri ku. "Maaf mas itu belanjaan kami......" Upsss....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H