Mohon tunggu...
setiawan rahayu
setiawan rahayu Mohon Tunggu... -

kopi dan singkong rebus...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sarapan pagi: Jangan Sekolah, Pejabat Koruptor dah banyak !!!

25 Januari 2011   18:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:11 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mata lebam, sisa ngantuk masih menjajal. Biar bagaimanapun hari ini kaki mau melangkah kerja. Sial !! gula di lemari gak ada, kaga minum teh deh, buat menghangatkan badan. Ya, apa boleh buat air hangat kiranya menjadi pilihan yang terpaksa diambil.

Memang jalan pagi sebelum matahari terbit terasa paling nikmat, Jalan raya di Jakarta seakan kontras terlihat. Kepadatan terserap oleh dinginnya angin. Terlambat sedikit jangan ditanya, siap-siap saja menghadapi gonggongan klakson, serta asap kendaraan yang satu-sama lain saling berlomba.

Nyanyian pagi ku terhenti. Rupanya kendaraan tak bersahabat, ban berteriak meminta tusukan yang melukai dagingnya segera diobati. Sambal !! ada-ada aj, kalau siang bolong sih enak gampang cari tukang tambal ban, ini pagi buanget.

Memang Tuhan kiranya berbaik hati dengan diri gua yang kagak taat. Ya, mungkin sebagai pertimbangan agar segera berubah. Tambal ban yang kuhampiri cukup menarik, semua pekerjanya anak-anak kurang lebih usia mereka 14-15 tahun. Dek, tolong tambal ya...." ucap ku.

Cukup lihai juga nih anak. Pekerjaan yang biasanya memakan waktu 15 menit dengan ukuran pekerja dewasa diselesaikannya dengan baik. Ya, rupanya sudah selesai. Ketika ingin membayar, salah satu anak tiba-tiba berceletuk meneriaki, anak sebayanya yang akan berangkat bersekolah."Woi, pagi-pagi gini masih sekolah, gak zaman, pejabat koruptor dah banyak !!!

Gila nih anak, dalam hati. Tak mau menanggapi apa yang diucapkan si tambal ban, aku pun terus melaju. Dalam perjalanan ucapannya terus menemani, ya mungkin aja, kesialan hidup membuatnya berkata demikian. Atau mungkin saja kesadaran akan realita memberikan keberanian dirinya tuk menilai lingkungan yang ada.

Namun, jika berkata kesialan hidup. Hari ini aku dirudung sial. Dan parahnya jika diungkit-ungkit kesialan. Bangsa ini sedang dirudung sial, dan paling sial. Pasalnya, memang benar ucapan tuh anak. Pejabat koruptor dah banyak di negeri ku !!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun