Atau, haruskah kita berharap pada pagebluk semacam covid-19 datang lagi? Biar orang-orang di rumah sepanjang hari? Agar jalanan sepi? Supaya pabrik-pabrik berhenti beroperasi?
Permasalahan Jakarta sebagai ibu kota negara memang sudah begitu parah. Ibarat penyakit, polusi hanyalah gejala saja. Gejala dari berbagai persoalan yang tidak tuntas diatasi. Dan juga akan memunculkan masalah-masalah baru lagi.
Pemindahan ibu kota negara merupakan salah satu solusi mengatasi polusi udara Jakarta saat ini. Itu diutarakan oleh penguasa tertinggi negeri ini. Awal mulanya saya tidak setuju dengan kebijakan tersebut. Waktu itu saya berpikir itu hanya akan membuang-buang waktu, biaya, tenaga dan energi bangsa. Saya juga khawatir akan masa depan Jakarta ketika tidak menjadi ibu kota negara. Khawatir akan diabaikan, tidak diperhatikan dan ditinggalkan oleh pemerintah sehingga menjadi kacau.
Namun sekarang saya berubah pikiran ketika permasalahan Jakarta semakin parah. Ketika kemacetan makin menjadi. Manakala polusi udara belum juga teratasi. Tatkala ancaman banjir selalu menghantui. Serta setumpuk persoalan lain seperti penurunan muka tanah, rob, buruknya air tanah, ancaman kriminalitas, pengangguran dan lainnya.
Memang saya akui, bisa jadi perubahan pikiran saya ini buah dari keberhasilan “rekayasa” pihak tertentu. Keberhasilan menciptakan opini publik bahwa pemindahan ibu kota negara adalah kebijakan yang sangat tepat. Saya masih ingat betul sebelum hangatnya isu polusi udara, isu kemacetan Jakarta menghiasi media masa maupun media sosial. Narasi bahwa Jakarta sudah sangat crowded kemacetannya bertebaran di mana-mana. Begitu juga dengan isu polusi udara, bisa jadi isu ini juga “diciptakan”. Atau sebenarnya polusi sebenarnya fenomena biasa tapi dipoles sedemikian rupa sehingga booming.
Pindahnya ibu kota negara semoga membawa pemerataan. Pembangunan insfrastruktur, ekonomi, pendidikan dan teknologi seharusnya merata untuk seluruh wilayah Indonesia. Termasuk juga, pemerataan dalam hal kemacetan, polusi udara, banjir, kerusakan lingkungan dan masalah-masalah lain. Wilayah Indonesia begitu luasnya, mengapa hanya warga Jakarta yang merasakannya?
Ayo lekas pindah! Pindahlah segera! Kalau perlu sekarang! Agar ibu kota negara yang baru juga segera merasakan kemacetan, polusi dan kerusakan lingkungan. Eits…..jangan khawatir tentang hal itu, kata seorang pejabat. Investornya dari luar negeri katanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H