Mohon tunggu...
Setiawan Eko Nugroho
Setiawan Eko Nugroho Mohon Tunggu... Ilmuwan - S1 Informatika Amikom University

Peneliti dan Pengajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Penyair Perempuan Pesantren

8 Mei 2020   18:36 Diperbarui: 8 Mei 2020   18:32 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Abu Hamid al Ghazali dan Ibnu Arabi atau Ruzbihan Baqli adalah nama-nama besar dalam dunia sufisme. Rumi, Sa'di, Sana'i dan Attar adalah penyair besar sekaligus mistikus. Sufisme mengajaekan bahwa sang Realitas tidak dpt di pahami oleh metode-metode logis dan rasional. Realitas Tuhan harus di dekati melalui Cinta, dan hanya melalui kekaguman, keagungan, cinta dan kasih Tuhan, keintiman  dan kemesraan bersamaNya dapat di capai. Lebih dari itu pengetahuan akan Realitas besar sekaligus mistikus. 

Sufisme memang selalu mengajarkan bahwa untuk intim bersama Yang Maha Agung di persyaratkan penghancuran ego dan penyerahan seluruh. Sepanjang kau masih terselubung oleh dirimu sendiri, kau tak akan mengenalNya. Lemparkan egomu dan masuklah ke dalam "Ruh Kekasihmu", lalu bakarlah egomu. Tetapi cinta memang unik dan aneh. Ia muncul secara tiba-tiba, ia tidak dapat di pelajari melalui kajian-kajian ilmiah dan memutar-mutar otak.

Nah, Nayla santriku juga mengajarkan kepada saya. Melalui seloroh, canda manis dan kadang serius, pikiran-pikiran sufisme ini.  Nayla kini hidup tenang, tentram dan ceria bersama ribuan santrinya , laki-laki dan perempuan.

Dia seorang perempuan gagah dan sendirian. KekasihNya membantu dia setiap hatinya berdetak. Nayla ridha pada setiap keputusanNya. Dia hafal betul suatu saat kekasihNya mengatakan kpd Nabi : " Man lam Yardha bi Qadha'i fal Yathlub Rabban Siwa'i ( Bila kau tak rela mauKu, cari saja Kekasih lain)". Dia juga bertutur kata : "Ana 'Inda zhann 'Abdiy ni (Aku ikuti keyakinan hambaKu)".  

Dia kini hanya penulis puisi-puisi cinta. Saya bilang dlm hati "Alangkah akan indah puisi-puisi ini kelak, andai dia membaca karya2 besar para pecinta Tuhan. Alangkah hebatnya nanti bila saja dia membaca Matsnawiy Ma'nawi nya Rumi, Manthiq al Thair nya Attar, Tarjumah al Asywaq nya Ibnu Arabi, Rubba'yiyat nya Al Khayaam dll.

Cinta itu aneh, semakin di bunuh semakin hidup. Setumpuk Surat Cintanya kepada Tuhan kini ada di tangan pembaca yg saya tulis ini. Selamat Mentaffakuri kata demi katanya :)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun