Mohon tunggu...
Setiawan D. Nusa
Setiawan D. Nusa Mohon Tunggu... -

Ingin Melihat Matahari Terbit.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

‘Flat Earth 101’ dan Kepentingan Bumi Datarnya

21 September 2016   21:03 Diperbarui: 4 April 2017   18:10 2024
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hallo Pembaca Kompasiana!

Sudah beberapa bulan terakhir kita mendengar atau mungkin ikut berdiskusi dan berdebat dengan saudara, teman, atau orang yang baru kita kenal mengenai bentuk Bumi, ada yang berkeyakinan Bumi berbentuk Bulat ada pula yang Datar. Kedua keyakinan tersebut bukanlah hal baru, pendapat ini sudah ada ratusan bahkan ribuan tahun lalu. Jika kita menarik diri dari kedua kubu yang ada, kita melihat mereka memiliki argumennya masing-masing yang boleh jadi sama kuatnya. Terlepas dari suatu kebenaran argumen yang ada pada mereka dan kenyataan yang sesungguhnya, ada hal lain yang terkadang membuat saya bertanya kepada diri sendiri, seberapa penting memiliki keyakinan terhadap bentuk tempat hampir 7 Miliyar manusia hidup?

Bisa jadi ini juga pertanyaan banyak orang.

Khususnya di Indonesia, kita memiliki sumber tayangan mengenai Bumi Datar dari channel Youtube ‘Flat Earth 101 a.k.a FE101’ yang mengupas banyak hal dengan argumen-argumen khasnya. Mengaku sebagai seorang yang independen, Ia ingin mengungkap kebohongan bahwa konsep Bumi Bulat merupakan konspirasi alias persekongkolan ‘Kaum Elit’, yang diterjemahkan sebagai kumpulan sedikit orang berintelektual tinggi dan memiliki sumber materi serta akses sumber daya tak terbatas dan dinamai sebagai Illuminati -dkk. Konspirasi ‘Kaum Elit’ ini memiliki Kepentingan dan tujuan akhir untuk membuat Tatanan Kehidupan sesuai kehendak mereka. Sesuatu yang WOW saya pikir.

Jika kita mau jujur, dengan hadirnya kembali pembicaraan mengenai Bumi Datar tidak sedikit orang yang tadinya sudah meyakini Bumi Bulat mulai berpindah keyakinan dan menyatakan kembali bahwa Bumi Datar. Sisanya, bagi mereka yang pernah melihat atau mendengar argumen kubu Bumi Datar akan skeptis, tak peduli, tak berubah keyakinan, atau menjadi orang pertengahan (tidak meyakini bentuk Bumi yang Bulat maupun Datar, dan saya bagian dari kubu ini). Satu hal yang pasti, jumlah orang yang meyakini Bumi Bulat sudah tidak sebanyak ‘dulu’.

Bagi saya hal yang menarik atas argumen FE101 bukanlah argumennya mengenai konsep Bumi Datar-nya, tetapi mengenai konspirasi tersebut. Jika benar adanya konspirasi tersebut, FE101 nampaknya ingin menyadarkan sebagian orang bahwa ada rencana jahat yang telah dilakukan kelompok kecil berkekuatan penuh untuk mengontrol kelompok besar yang tak berdaya. Bagi FE101, tidak menjadi penting untuk menyadarkan atau mempengaruhi orang umum (baca: Rakyat) bahwa bentuk dari Bumi yang kita tinggali adalah Datar bukan Bulat. Memberitahu dan menjelaskan kepada orang berpengaruh dan berpikiran terbuka disekitar kita bahwa ada sesuatu yang salah (Baca: Kebohongan) ketika kita meyakini Bumi itu Bulat. Maka, perlulah kita mengkaji kembali mengapa ada konsep Bumi Bulat. Disebabkan ada banyak kebohongan dan rencana yang menguntungkan sebagian kecil orang atas adanya konsep tersebut, FE101 menyebutnya dengan Kebohongan Sains Modern.

Ya, yang FE101 lakukan untuk meyakinkan kita bahwa Bumi itu tidak Bulat adalah untuk menyadarkan dan membuat sebagian orang untuk keluar dari arus utama, menjadikan sebagian orang ini menjadi kubu minoritas, dengan cara menyanggah bahwa Bumi itu tidak Bulat. Hari ini, pikiran kita harus disehatkan dan dimaksimalkan dengan cara keluar dari pikiran banyak orang, karena biasa jadi atau kemungkinan besar arus utama adalah kubu yang salah. Pada akhirnya, saya melihat FE101 mengajak sebagian orang untuk menjadi Anti-mainstream terhadap banyak hal, tidak hanya kepentingannya dalam mengungkap Bumi Datarnya tapi dalam tatanan kehidupan secara umum.

Bagi anda yang belum melihat channel Youtube tersebut, silahkan kunjungi link FE101 -> http://bit.ly/29kRadj

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun