Mohon tunggu...
Setiawan Widiyoko
Setiawan Widiyoko Mohon Tunggu... Lainnya - Pemasaran dan Humas Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Memiliki mimpi, bekerja untuk keabadian. Blog :http://setiawanopinion.blogspot.com. http://grobogankuu.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

MQK VI Balekambang Gapai Santri Milenial

4 Desember 2017   23:03 Diperbarui: 4 Desember 2017   23:14 1466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri: Memanfaatkan MQK 2017 dengan berbisnis

Jepara - sebanyak 20 Kompasianer menghadiri kegiatan Musabaqah Qira'atil Kutub ( MQK) tingkat Nasional yang ke- VI bertempat di komplek  Pondok Pesantren Roudhlotul Mubtadi'in Balekambang Jepara Jawa Tengah 2/12/2017.

Kegiatan Musabaqah Qira'atil Kutub ( MQK) tingkat Nasional yang dihelat tiap 3 tahun sekali. Sebelumnya kegiatan ini  bertempat di Pondok Pesantren As'ad Olek Kemang Jambi. Untuk tahun ini kegiatan MQK tingkat Nasional Ke VI tahun 2017 dilaksanakan selama 9 (sembilan) hari mulai tanggal 29 November sampai dengan 7 Desember 2017 yang dibuka oleh Menteri Agama  Lukman Hakim Saifuddin bersama sejumlah menteri kabinet kerja, serta Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo

Kegiatan MQK sendiri sebagai upaya untuk memotivasi kemampuan santri dalam melakukan kajian dan pendalaman agama islam bersumber pada kitab kuning, sebagai bagian dari proses kaderisasi ulama dan tokoh masyarakat masa depan, serta terjalinnya silaturahim antar pondok pesantren seluruh indonesia dalam rangka terwujudnya persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Kegiatan MQK sendiri akan memberikan manfaat bagi santri yang akan terus mempertahankan tradisi yang kuat, meningkatkan perhatian dan kecintaannya dalam mempelajari kitab kuning sebagai sumber kajian ilmu ilmu agama islam. Secara umum kitab kuning dipahami oleh beberapa kalangan sebagai kitab referensi keagamaan yang merupakan produk pemikiran para ulama pada masa lampau ( al-salaf) yang ditulis dengan format khas pra-modern sebelum abad 17-an. Lebih khususnya kitab kuning di tulis oleh ulama-ulama asing, tetapi secara turun temurun menjadi referensi ulama indonesia, kitab ,kuning juga di tulis oleh ulama Indonesia sebagai karya tulis independen, atau sebagai komentar atas kitab karya ulama asing. Ujungnya mempelajari kitab kuning akan mendapatkan pehamanan tentang sumber pokok hukum Islam, Al-Qur'an dan Al-Hadist.

Menurut Muhtadin, S.Ag koordinator publikasi dan media center MQK menyampaikan bahwa Jumlah  peserta/ Kafilah yang mengikuti lomba sebanyak 2.466 orang dari 34 propinsi di Indonesia.  Dewan hakim 92 orang, Panitera pusat 29 Orang dan Panitera daerah sebanyak 28 orang. Ada tiga perlombaan pokok dalam MQK. Pertama, lomba membaca, menerjemahkan, dan memahami kitab kuning. Total ada 25 bidang yang akan dikompetisikan dan terbagi dalam tingkatan, yaitu: dasar, menengah, dan tinggi.

Untuk marhalah ula (tingkat dasar), ada lima bidang lomba, yakni: Fiqih, Nahwu (gramatika Bahasa Arab), Akhlak, Tarikh (sejarah), dan Tauhid. "Marhalah ula diikuti santri yang sudah berada di pesantren minimal satu tahun, dan berusia maksimal lima belas tahun kurang sehari,"

Dokpri: Seorang Hakim Bertanya kepada peserta Lomba
Dokpri: Seorang Hakim Bertanya kepada peserta Lomba
Untuk marhalah wustha (tingkat menengah), ada sembilan bidang lomba, yakni: Fiqih, Nahwu (gramatika Bahasa Arab), Akhlak, Tarikh (sejarah), Tafsir, Hadis, Ushul Fiqh, Balaghah, dan Tauhid. Bidang ini diikuti para santri yang sudah menetap minimal 1 (satu) tahun di pondok pesantren dengan usia maksimal 18 tahun kurang sehari.

Sedang untuk marhalah ulya (tingkat tinggi), ada 11 bidang lomba. Selain sembilan bidang lomba seperti yang dilombakan pada tingkat menengah, dua lainnya adalah bidang Ilmu Tafsir dan Ilmu Hadis. "Marhalah ulya ini akan diikuti santri yang sudah mukim di pesantren minimal satu tahun, dan berusia maksimal 21 tahun kurang sehari," ujarnya.

Kedua, lomba debat konstitusi berbasis kitab kuning. Lomba ini akan menggunakan Bahasa Arab dan Inggris dan Ketiga, Eksibisi, yaitu pertunjukkan atraktif tentang nazham kitab populer di pondok pesantren yang diisi oleh Tim (maksimal 5 orang) dari setiap kafilah. Nazham yang akan ditampilkan antara lain dari kitab  Alfiyah Ibn Malik (kitab berisi 1000 bait syair tentang ilmu gramatika Bahasa Arab).

Beberapa Rangkaian kegiatan di MQK 2017
Beberapa Rangkaian kegiatan di MQK 2017
Selain kegiatan utama tersebut, ada sejumlah kegiatan penunjang yang dihelat di lokasi MQK. Kegiatan penunjang sifatnya tidak dilombakan. Kegiatan sersebut adalah Halaqah Pimpinan Pondok Pesantren, Sarasehan dan Musyawarah MQK, Bazar dan Pameran Produk Pondok Pesantren, Diskusi Kepesantrenan dan Kitab Kuning, Shalawatan bersama Habib Syech Bin Abdul Qodir Assegaf dan  Pentas Seni kaum santri.

Menurut  Asma Melani dari Ponses Al Ikhlas Bone Sulawesi Selatan datang ke Balekambang sebagai  peserta Lomba Wustha cabang ahklak kitab Ta'lim Muta'alin, "MQK merupakan ajang bergengsi para santri dalam hal kitab kuning, kami sering menelaah kitab di pesantren, dalam kegiatan ini kami akan menunjukkan kemampuan baca kitab kuning kami kepada peserta lain dan juga masyarakat, kitab adalah bagian dari roh nya pesantren.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun