[caption id="attachment_396584" align="aligncenter" width="300" caption="Dok pribadi"][/caption]
Bebarapa hari yang lalu Jakarta dikepung Banjir, hari ini Semarang lumpuh karena Banjir. Hujan yang mengguyur Kota Semarang atas dan bawah dengan intensitas tinggi, sejak kamis (12/2/15) hingga Jumat pagi mengakibatkan sebagian wilayah di Kota Semarang lumpuh. Aktivitas perekonomian seperti pedagang di pasar tradisional yang datang dari Salatiga, Bandungan, Kopeng, Demak, Kudus, Jepara, Grobogan, Kendal harus berbalik arah karena beberapa pasar terendam air. Tak urung beberapa pedagang luar kota yang nekat berani menerjang ombak banjir, mereka rela jika di tengah jalan mogok demi dagangannya bisa terjual.
[caption id="attachment_396550" align="aligncenter" width="300" caption="Dok Pribadi"]
Seperti halnya Perumahan Tlogosari merupakan perumahan terbesar di Kota Semarang, Tlogosari juga sudah ditetapkan sebagai kawasan Satelit. Di perumahan ini kita bisa menemukan segala kebutuhan barang dan jasa, baik kebutuhan rumah tangga, kebutuhan kantor, puskesmas, rumah bersalin, klinik, kuliner,perbelanjaan murah, hingga gadget terbaru komplit ada di Tlogosari.
[caption id="attachment_396547" align="aligncenter" width="300" caption="Dok Pribadi"]
Jumat pagi ini kawasan Tlogosari lumpuh, beberapa pasar tradisional tutup, suara kendaraan yang bergerombol makin membuat bising suasana Tlgosari, iya mereka para pengendara motor yang terjebak banjir. Terlihat mobil sedan keluaran tahun 1990-an berwarna biru harus berputar balik setelah melihat ombak banjir di Tlogosari.
Tentu bukan hanya Tlogosari yang Banjir, seperti Kawasan Simpang Lima Semarang, Kamis ramai diberitakan di media sosial bahkan ada beberapa teman di DP BBM menampilkan Simpang Lima Semarang Banjir hingga sepaha orang dewasa.
Jalan Raya Kaligawe km. 2 sejak Kamis sore sudah tergenang banjir, meluapnya Sungai Tenggang dan Banjir Kanal Timur membuat kawasan ini semakin semrawut, banyak kendaraan yang macet. Beberapa polisi mengarahkan seperti mobil sejenis sedan yang datang dari arah Demak, Kudus, dan Jepara diarahkan untuk lewat tol saja, termasuk kendaraan roda dua tidak bisa melintas di bawah jembatan Tol Kaligawe karena genangan Banjir terlalu tinggi.
Layak kita Renungkan
Tentu kita tau Banjir tahunan akan datang di Kota Semarang, tentu hal ini sudah diantisipasi melalui mitigasi bencana, mengapa kejadian ini terulang, manakah yang salah dari sistem mitigasi bencana kita.
Apakah kita lupa untuk menjaga lingkungan, atau sengaja melupakan dengan membuat kebijakan pembangunan perumahan di Semarang atas dengan cara pengeprasan bukit. Banjir bukan bencana tetapi banjir akibat ulah dari oknum pengeksploitasi alam dan lingkungan yang tidak memperhatikan tata ruang perkotaan.
Rupiah yang berlimpah akan menghiasi rumah para pengeksploitasi alam tapi kerugian tiap saat akan diderita masyarakat Semarang bawah. Kita belum melihat adanya keadilan lingkungan manakah yang salah, manakah yang harus diperjuangkan.
Setiawan Widiyoko, ST, SH
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H