Media sosial termasuk Whatsapp memberikan ruang bagi penggunanya untuk berbagi akan apapun konten yang ingin dibagi, bahkan konten negatif sekalipun. Hal tersebut karena, media sosial hanyalah alat yang penggunaannya ditentukan oleh penggunanya sendiri. Jadi, baik tidkanya medsos kita, kita yang tentukan sneidir.
Penting juga untuk memahami bahwa media sosial yang kita gunakan juga tetap dikontrol oleh orang lain. Artinya, konten yang kita share, aktivitas yang di share, dan apapun itu yang diaktualisasikan keada hala layak medsos akan diketahui oleh orang lain, atau mereka yang satu kontak dengan kita.
Konten-konten negatif, hoaks, yang ketahuan akan dikontrol orang lain, akan ditegur orang lain, dan dikecam, termasuk di caci-maki orang lain. Jadi, janganlah merasa medsos itu hanya milik kita saja, jejak digital medsos kita juga akan htetap ada, tidak akan hilang. Jadi, setop berbagi konten negatif.
Manfaat ketika satu kontak dengan dosen adalah ketika hal negatif justru kita lakukan, pasti jika ketahuan mereka (dosen kita) bisa control konten tersebut, menegur, atau memperingati. Begitupun jika konten positif kita bagi, mereka juga pasti bisa apresiasi kita secara langsung.
Dengan demikian, aktivitas dunia medsos kita menjadi lebih hati-hati, penuh pertimbangan, dan dilakukan dengan control diri yang baik. Karena alangkah malunya kala kita berbagi konten negatif dan itu diketahui oleh dosen kita. Sungguh malu bukan?
Jadi, tidak ada alasan lagi untuk sibuk sana-sini karena tidak menyimpan kontak dosen kita. Tidak ada alasan untuk tidak menulis kontak dosen kala perkenalan di kelas. Dan tidak ada alasan untuk tidak mau melibatkan dosen-dosen kita dalam kehidupan, peran mereka besar, untuk motivasi dan control sosial diluar kehidupan kampus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H