Mohon tunggu...
Paelani Setia
Paelani Setia Mohon Tunggu... Guru - Sosiologi

Suka Kajian Sosial dan Agama

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Fungsi Lain Masjid yang Diperlukan Muslim Masa Kini

9 Agustus 2020   08:22 Diperbarui: 9 Agustus 2020   08:16 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keberadaan masjid bagi masyarakat Indonesia mungkin tidak asing lagi karena mayoritas masyarakat menganut agama Islam. Hampir tiap sudut desa, kampung, gang, hingga kota keberadaan masjid sangat mudha ditemukan. Hal ini tentulah berbeda dengan keberadaan masjid di negara-negara yang bukan bependuduk mayoritas Muslim, seperti di Eropa, atau Amerika.

Sebagai tempat ibadah umat Muslim, masjid di Indonesia juga memiliki ragam bentuk, aktivitas kegiatan, pengelolaan, hingga ukuran. Hal ini disesuaikan dengan siapa, apa latar belakang pengelola, hingga bagaimana latar belakang lingkungan keberadaan masjid. Masjid di desa tentulah berbeda dengan masjid di kota. 

Di desa, fungsi masjid masih hanya berupa fungsi tempat peribadatan. Sedangkan di kota, masjid jauh dari itu, selain melaksanakan fungsi utama sebagai tempat ibadat, masjid juga melaksanakan fungsi pendidikan, sosial, hingga tradisi kebudayaan. Meski demikian, tidak menutup kemungkinan warga di pedesaan juga melaksanakan fungsi lain, namun tidak terlalu intens.

Di kota seringkali dijumpai aktivitas pengajaran, yakni kegiatan pendidikan di masjid. Pendidikan ini merupakan pendidikan keagamaan yang biasanya dilaksanakan oleh murid-murid sekolah dengan satu pengajar (ustaz). Termasuk aktivitas masjid taklim yang identik dilaksanakan ibu-ibu sebagai aktivitas pengajian. Di kota masjid juga sering digunakan untuk aktivitas sosial, seperti santunan anak yatim hingga

Namun demikian, ada beberapa hal yang kiranya terdapat fungsi lain yang menunjang aktivitas masyarakat perkotaan.

Fungsi "Peristirahatan"

Di kota masjid di desain dengan sangat nyaman sekali. Fasilitas yang ditawarkan cukup beragam, dari toilet, karpet, taman, hingga, selasar yang cukup luas. Oleh sebab itu, lokasi tersebut tentulah amat nyaman untuk digunakan sebagai lokasi peristirahatan.

Nyatanya, hal tersebut jelas adanya, masyarakat perkotaan kini memanfaatkan masjid sebagai salah satu lokasi peristirahatan yang nyaman. Biasanya mereka beristirahat setelah melaksanakan ibadah shalat.  Masjid juga nyaman bagi peristirahatan perjalanan yang jauh, sekedar melepas capek, dan lelah, masjid selalu nyaman dijadikan tempat peristirahatan melanjutkan perjalanan jauh.

Di rute jalan tol, selalu ada tempat peristirahatan yang kita bisa melihat masjid selalu penuh, bahkan lebih sekedar penuh dengan jamaah shalat, tetapi juga jamaah yang beristirahat. Atau bahkan, sekedar tempat 'rebahan' atau tertidur.

Meski demikian, pada dasarnya masjid dibangun memang bukan untuk tempat beristirahat, namun tentulah tidak diharamkan jika pula digunakan untuk beristirahat. Apalagi jika menggunakan bagian luar masjid. Ini tentu tidak akan mengganggu jalannya proses peribadatan karena bukan memanfaatkan ruang utama masjid.

Hal ini pula menjadi ciri khas dari masjid-masjid modern, masjid tidak hanya berfokus pada bagian dalam atau ruang utama, tetapi juga memperhatikan ruang-ruang yang bisa dimanfaatkan bagi keberfungsian lain seperti belajar dan berisitirahat.

Dalam desain masjid-masjid pusat kota atau alun-alun, masjid selalu di desain demikian, dimana selalu ada fungsi ganda atau bahkan dalam sebuah bangunan masjid.

Para Jemaah bisa memanfaatkan bagian luar masjid untuk membaca, berdiskusi, dan bahkan makan dan minum. Dalam artian tidak mengganggu jalannya proses peribadatan dan tetap patuh pada aturan masjid.

Menariknya, tren masjid sebagai pusat aktivitas masyarakat masa kini memang menguat. Masjid juga menjadi ramai dikunjungi dan menjadi daya tarik tersendiri sehingga kemakmuran masjid bisa terus meningkat. Harapannya, tren ini tidak hanya menjamur di kalangan masjid besar saja, melainkan juga masjid-masjid kecil menjadi makmur dan menjadi pusat-pusat kegiatan pendidikan dan sosial bagi masyarakat luas.

Fungsi "Travelling"

Tidak salah jika kita berasumsi bahwa masjid-masjid modern selalu menjadi tempat wisata baru karena Jemaah yang hadir terus meningkat. Bahkan menjadi tempat wisata baru bagi masyarakat.

Meski terkesan kurang etis jika menyebut masjid sebagai tempat wisata, namun mengapa tidak berkata demikian, toh faktanya wisata religi memang tren juga di masyarakat.

Maksud masjid berfungsi sebagai tempat wisata adalah memberikan penawaran lain dari fasilitas dan kegiatan masyarakat agar Jemaah semakin merindukan dan mau datang kembali ke masjid. Bahkan, bukan hanya menunaikan ibadat, tetapi juga aktivitas lainnya khususnya berkaitan dengan wisata religi. Konsep ini bisa diwujudkan melalui pembuatan museum di dekat masjid, pusat sejarah, perpustakaan, hingga kegiatan seminar-seminar keagamaan.

Masjid model ini biasanya identik dengan Masjid Pusat Dakwah Islam yang terdiri dari beberapa layanan seperti perpustakaan, aula seminar, hingga kantor zakat dan berkumpul dalam satu masjid utama sebagai pusatnya. Di kota-kota besar selalu dijumpai konsep masjid ini, seperti di Bandung (Pusdai Jabar) dan Jakarta.

Jauh dari itu, kita juga mengenal Masjid Nabawi yang notabene tempat travelling Umat Islam yang sudah banyak dikunjungi masyarakat muslim dunia. Masjid Al-Aqsa di Palestina juga demikian, identik dengan tempat travelling masyarakat dunia.

Jadi tidak heran kan jika fungsi masjid juga sebagai tempat wisata?

Walaupun demikian, fungsi ini juga tidak boleh jika sampai menghilangkan fungsi utama masjid yakni sebagai tempat peribadatan umat Muslim. Apalagi melupakan esensi ibadah umat Islam dan mengutamakan konsep wisatanya, tentulah tidak elok jika demikian.

Walhasil, fungsi-fungsi masjid sebagai fungsi pendidikan, sosial dan budaya sudahlah ajeg menjadi fungsi utama masjid. Hal ini pula yang diajarkan ulama-ulama terdahulu yang memperkenalkan konsep pendidikan dan pengajaran di masjid, begitu pula fungsi sosial melalui interaksi-interaksi memperkokoh silah ukhuwah antar sesama umat Muslim, dan bahkan politik sebelum dibangunnya pusat pemerintahan (khusus di era Nabi).

Namun di era sekarang, masjid sangat perlu menyesuaikan zaman, melalui inovasi-inovasi kegiatan dan pembaharuan desain agar semakin menarik Jemaah untuk beribadah dan melaksanakan agenda lain, termasuk yang fungsi yang dibahas di atas.

Banyak barometer masjid baru yang ramai dan digunakan berbagai aktivitas lain, di Bandung ada masjid Al-Latiif sebagai markas para pemuda hijrah (Shift Penuda Hijrah) yang selalu ramai dikunjungi. Di Yogyakarta ada masjid Jogokarian yang menjadi pusat kegiatan-kegiatan islami. Di Jakarta ada masjid Sunda Kelapa yang tidak kalah menarik minat Jemaah untuk datang ke masjid. Dan di kota-kota lain yang juga menawarkan beberapa fungsi-fungsi yang tidka kalah bermanfaat.

Alhasil, semoga kedepan masjid benar-benar menjadi pusat peradaban baru Islam yang Rahmatan Lil Alamiin dengan menjadi gambaran umat beragama yang damai di Indonesia ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun