Mohon tunggu...
Paelani Setia
Paelani Setia Mohon Tunggu... Guru - Sosiologi

Suka Kajian Sosial dan Agama

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Membangun Karakter Beda-Autentik

16 Juli 2020   20:58 Diperbarui: 16 Juli 2020   20:47 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjadi berbeda tampaknya memang menyenangkan, apalagi berbeda bukan sekedar beda, tetapi berbeda yang autentik. Menjadi beda autentik memerlukan tantangan yang kadang membosankan, meski terkadang sangat menyenangkan. Menjadi beda autentik adalah menjadi diri yang berbeda yang tidak dimiliki oleh orang lain.

Menjadi beda sangat penting, tidak mungkin beberapa produk sampo, susu, hingga pasta gigi tidak memiliki perbedaan ketika mereka memberanikan muncul di iklan-iklan televisi. Mereka memiliki perbedaan sehingga memiliki pangsa pasar yang berbeda pula.

Jika Anda termasuk tipe: "Saya tidak memiliki perbedaan apapun... ", mestinya Anda (termasuk saya) menyadari bahwa pada dasarnya kita semua memiliki perbedaan dan keunggulan yang tidak orang lain miliki.

Dengan demikian salah satu solusi yang bisa meyakinkan perbedaan kita adalah karakter beda autentik. Artinya, 100% memosisikan perbedaan diri kita di dalam benak orang lain, orang banyak. Apakah kita seorang disiplin, tegas, humoris, atau sistemik dalam berpikir.

Atau perbedaan yang tidak dimilikki orang lain baik dalam profesi, proses berpikir, karakter, kepribadian, atau perbedaan pengajuan solusi terhadap suatu masalah yang tepat. Tujuannya, memosisikan kita sebagai seseorang yang punya warna tersendiri di mata orang lain, berharga, dan dibutuhkan banyak orang.

Lantas, bagaimana kiat menjadi beda autentik?

Beda Autentik Internal

Membekali diri dengan kekuatan internal penting dalam menunjang autentik internal. Secara internal perbedaan karakter dan kemampuan itu perlu digali dan dikembangkan. Hal ini jelas tertanam dalam diri, tinggal digali, dan dikembangkan.

Misalnya, ketika kita ingin menjadi penulis, maka koreksi diri, bekali diri dengan kemampuan menulis yang tidak dimiliki oleh penulis lain. Misalnya, berapa kosakata yang sudah dihafal (termasuk dimengerti), sejauh mana penguasaan suatu isu, topik, fokus materi yang dikuasai, buku yang dibaca, hingga kemampuan mengumpulkan informasi. Termasuk jenis produk tulisan, apakah ilmiah, novel, puisi, dan lainnya.

Atau, bagaimanapun jika Anda ingin menjadi seorang pendongeng, maka Anda wajib menguasai suara-suara beberapa hewan yang tidak dikuasi orang lain, dan tentunya menyenangkan.

Yang terpenting, dan menjadi kunci, adalah memperkuat keunggulan perbedaan yang kita punya secara terus menerus melalui latihan dan pembiasaan. Menjadi beda autentik adalah menjadi seorang ahli yang kompeten dalam satu bidang. Kuat di bidang tersebut, mumpuni di bidang tersebut, hingga sukses di bidang tersebut.

Dalam pembiasaan ini bisa berlaku hukum 80:20, atau penggunaan 80% untuk latihan, penguatan energi, dan persiapan; sedangkan 20% bisa digunakan untuk tampil di muka umum, berkontribusi, dan menjadi Sang Pembeda.

Terkesan berat, itu pasti, namun ini yang dibutuhkan kini, ditengah kompetisi super tinggi, beda autentik secara internal perlu dikembangkan lebih dini.

Yang juga penting adalah perbedaan yang autentik mampu memberikan solusi, menawarkan gairah baru, dan tombak baru perubahan.

Setidaknya, hal itulah yang diungkap Tom Bancroft dalam bukunya Creating Characters with Personality, yang menemukan jurus-jurus jitu menyoal karakter dan kepribadian yang unggul. Termasuk membangun karakter autentik secara internal.

Selanjutnya, yang terpenting adalah pengembangan secara eksternal yang menjadi pendukung membentuk karakter beda autentik.

Beda Autentik Eksternal

Mempertimbangkan perbedaan sebagai suatu solusi di khalayak sangat penting, ini berkaitan dengan beda autentik eksternal. Artinya, bagaimana cara kita agar perbedaan yang kita miliki diterima di mata konsumen? Tentu tidak mudah.

Berbeda secara eksternal akan mengukur kita bagaimana hidup dalam suatu lingkungan, berbaur, dan menjadi bagian umum. Menyesuaikan dengan apa yang mereka harapkan. Atau, ya berbeda sesuai keinginan mereka, para target solusi kita.

Ketika Anda seorang penulis tentu memiliki konsumen siapa yang akan membaca tulisan Anda, dan itu sudah ditentukan di awal. Begitupun menjadi seorang pendongeng, maka Anda akan mencari konsumen anak semacam apa untuk mendengarkan dongengan Anda. Hal ini saya rasa penting.

Tentunya Anda akan senang menulis tulisan berbobot kala Anda tahu bahwa mahasiswa adalah kebanyakan orang yang akan membacanya.  Dan tulisan Anda memecahkan suatu solusi, semacam jurnal ilmiah. Atau, Anda akan senang mendongeng kepada anak-anak sebagai media pengobatan psikologis, atau menjadikan si anak pintar. Kemudian Anda akan menamai diri Anda dengan sebutan "Si Penulis Ilmu Sosial", atau bahkan "Si Pendongeng Ajaib". Yang jelas jauh berbeda dengan yang se-profesi dengan Anda.

Bagaimana pun beda autentik eksternal adalah bagaimana cara berpikir kita dengan menjadi penikmat, penerima, dan sasaran utama profesi kita. Mereka tidak akan kecewa dengan apa yang kita berikan, yang kita sampaikan, dan yang kita hidangkan. Semuanya harus bersifat alternatif, dan solutif.

Walhasil, menjadi beda autentik melalui pendekatan eksternal harus kita turunkan pada strategi apa yang harus kita kerjakan? Ini berkaitan dengan tataran teknis. Mengunci profesi kita dengan strategi tepat sasaran.

Misalnya, menggunakan teknik menulis bahasan unik nan ringan agar pembaca tertarik, atau menggunakan jenis website yang baru, kekinian, dan menarik dilihat. Itu bagian dari strategi. Atau mengenakan pakaian yang berbeda, topi yang panjang seperti pesulap kala Anda mendongeng. Itu juga bagian dari strategi.

Setidaknya hal ini telah diprediksi oleh Edna Rabenu dan Aharon Tziner dengan judul Adapting to the New Era, yang menjelaskan esensi suatu proses adaptasi pada kepekaan fenomena riil di dunia. Persaingan, kreativitas, dan perubahan mewajibkan semua orang berkontribusi terhadap semua orang termasuk dengan kesulitan keadaan pasar dunia yang mengglobal.

Alhasil, setidaknya usaha pada penguatan dua elemen menjadi beda autentik sangatlah penting menimbang keadaan dunia saat ini. Menciptakan jiwa berbeda dengan segala keunikan dan kompetensi, dan sadar akan kondisi lingkungan dan perubahan agar tetap bisa berkontribusi secara nyata.

Selamat mencoba!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun