Salah satu dampak pandemi Corona di Indonesia menyasar dunia pendidikan. Untuk memutus rantai virus Corona, sistem pembelajaran dilaksanakan di rumah secara online.Â
Terlepas adanya segudang masalah ketika pembelajaran online di rumah, banyak pihak yang memprediksi transformasi sistem belajar online akan semakin dibutuhkan di masa depan. Lantas, apakah belajar online akan menjadi trend belajar baru di masa depan di Indonesia?
Kartun The Simpsons memang akrab di telinga kita, apa boleh buat adegan-adegan yang kerapkali memberikan prediksi terkait masa depan memang selalu menggugah penontonnya. Akan tetapi, bagaimana jika prediksi masa depan justru dikaitkan dengan sistem pembelajaran online dalam pendidikan Indonesia?
Tanpa menunggu tahun 2021, Ujian Nasional (UN) sudah resmi dihapuskan tahun ini. Adalah wabah virus Corona yang mengubah kebijakan tersebut lebih cepat. Selain UN, pemerintah juga mengeluarkan kebijakan belajar di rumah secara online bagi pelajar.Â
Begitu pun bagi perguruan tinggi, semester genap ini mayoritas perguruan tinggi melaksanakan perkuliahan online, serta aktivitas akademik lainnya pun dilaksanakan secara online.
Meski demikian, kebijakan pembelajaran secara online justru menuai banyak polemik. Segudang masalah timbul, baik disebabkan faktor internal maupun eksternal.Â
Faktor seperti suasana rumah yang tidak mendukung, ketidakmampuan akan bantuan anggota keluarga, tugas-tugas yang banyak, penggunaan media yang tidak efektif, hingga keterbatasan kuota dan ketiadaan fasilitas internet di wilayah pedesaan.Â
Hal ini ditambah kesusahan konsultasi dengan guru atau dosen. Akhirnya, alih-alih belajar, para pelajar justru memilih main. Syukur-syukur main di dalam rumah, jika dilakukan di luar rumah akan timbul masalah baru yang membahayakan.
Belajar secara online merupakan dampak dari kelahiran perkembangan teknologi komunikasi informasi dan internet. Kelahiran perkembangan teknologi ini melahirkan inovasi teknologi untuk pendidikan.Â