Mohon tunggu...
Setianing Suris Mulyani
Setianing Suris Mulyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - -

IPB University

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Pembagian Kerja di Keluarga Lansia Selama Pandemi Covid-19

19 November 2021   10:29 Diperbarui: 19 November 2021   10:35 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembagian Kerja dalam Keluarga

Pergerakan sosial sudah mengalami perkembangan yang sangat pesat di dunia ini. Hal tersebut dapat terjadi pula di Indonesia dan khusunya dalam kehidupan masyarakat. Cakupannya dapat berupa keluarga (lingkup paling kecil) dan negara (lingkup yang lebih luas). Pembagian kerja dalam sebuah keluarga dapat dilakukan berdasarkan hasil negosiasi dan kesepakatan antar anggota keluarga. Khususnya pembagian kerja di keluarga yang memiliki lansia perlu untuk mengetahui perubahan yang terjadi dalam lansia dan bagaimana pembagian kerja yang terjadi di dalam keluarga tersebut dikarenakan lansia cukup rentan terhadap berbagai masalah kesehatan. Permasalahan kesehatan ini dapat terjadi karena ketika manusia telah mencapai usia lansia maka akan terjadi beberapa perubahan yaitu perubahan fisik, kognitif, dan psikososial.

Keluarga yang diteliti kali ini adalah keluarga yang didalamnya ada lansia. kelurga dengan adanya sanak saudara lain seperti lansia termasuk kedalam extended family. Berdasarkan literatur Marilyn (2010) bahwa Extended Family merupakan keluarga yang terdiri dari keluarga inti ditambah dengan sanak saudara seperti nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dan sebagainya.

Kehidupan manusia tidak lepas dari pekerjaan. Makna kerja merupakan sekumpulan nilai, keyakinan, sikap dan harapan yang orang-orang miliki dalam hubungannya dengan kerja. Pekerja rumah tangga merupakan bagian penting yang ada dalam keseharian orang berumah tangga. Pekerjaan rumah tangga yang biasa dilakukan oleh responden, antara lain menyapu, mengelap meja, dan menaruh piring ke rak, mengurus anak, dan lain-lain. Sesuai dengan literatur Tani (2018) yang mengatakan bahwa Pekerja Rumah Tangga atau yang biasa dikenal dengan PRT merupakan orang yang bekerja pada seseorang dalam rumah tangga untuk melakukan pekerjaan kerumahtanggaan seperti mencuci piring, membersihkan rumah, mencuci baju dan pekerjaan rumah tangga lainnya.

Bagaimana Peran Lansia dalam Keluarga?

Setiap anggota dalam keluarga memiliki peran dan pembagian kerja yang berbeda dari anggota keluarga yang satu dengan yang lain. Keluarga memiliki lima fungsi umum, yaitu fungsi afektif, sosialisasi, reproduksi, ekonomi, dan perawatan atau pemeliharaan. Fungsi perawatan atau pemeliharaan sangat dibutuhkan terutama pada keluarga yang memiliki lansia. Hasil penelitian menunjukan bahwa semua responden lansia tinggal bersama keluarga dan mendapat perawatan penuh dari keluarga tersebut. Semakin tua usia lansia maka kemampuannya dalam bekerja pun akan semakin menurun.

Lansia umumnya mendapat pembagian kerja dalam keluarga yang cukup ringan. Hal ini didasarkan pada kondisi fisik lansia yang sudah semakin tidak mampu untuk melakukan pekerjaan berat. Kemunduran fisik dan psikis tersebut membuat lansia menjadi terbatas dalam melakukan aktivitas sehari-hari dan cenderung tergantung pada orang lain. Berdasarkan penelitian pembagian kerja lansia dalam keluarga diantaranya membantu pekerjaan rumah seperti mengelap meja, membersihkan pekarangan rumah, menyapu, dan membantu pekerjaan rumah yang lain dengan frekuensi yang cukup jarang dan intensitas yang cukup ringan.

Lansia yang membantu pekerjaan rumah tangga berjenis kelamin perempuan, sehingga lansia ini cenderung mendapat pembagian kerja yang lingkupnya di dalam rumah seperti bekerja mengurus pekerjaan rumah yang ringan ataupun membantu merawat anak dan cucu. Sedangkan lansia yang aktif bekerja di luar rumah dan lansia yang memiliki pekerjaan sampingan, berjenis kelamin laki-laki. Lansia laki-laki ini memiliki kedudukan sebagai ayah (kepala keluarga) dan terdapat pula yang berkedudukan sebagai seorang kakek. Lansia yang berkedudukan sebagai kepala keluarga cenderung memiliki tanggung jawab untuk bekerja menafkahi keluarga demi memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan.

Lansia yang bekerja sampingan yaitu responden lansia laki-laki yang bekerja mengurus binatang peliharaan dan juga membersihkan perkarangan. Lansia yang bekerja sampingan ini biasanya merupakan lansia yang masih memiliki cukup tenaga untuk bekerja tetapi tidak sepenuhnya sanggup apabila harus bekerja penuh di luar rumah. Pembagian kerja antara lansia laki-laki dan lansia perempuan umumnya didasarkan pada kemampuan dari lansia itu sendiri. Menurut Nuryanti et al. (2012) lansia dapat memanfaatkan masa tuanya untuk mengembangkan bakat atau minat yang sebelumnya tidak bisa dikembangkan saat masa muda, sehingga dalam pembagian kerja pada lansia dapat juga disesuaikan dengan minat dan bakat lansia tersebut. Lansia yang bekerja sesuai minatnya akan membuat pekerjaan tersebut lebih ringan dan menyenangkan, tekanan dalam pekerjaan pun dapat diminimalisir.

Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan sebesar 33% ibu bekerja diluar rumah dan 67% bekerja didalam rumah. Peran istri dalam rumah tangga sesuai dengan literatur Dewi (2011) bahwa istri memiliki peran yang sangat penting, yaitu sebagai pendamping suami di setiap saat dan ibu yang siap menjaga dan membimbing anak- anaknya. Adapun peran ibu yang bekerja di luar ini dapat disebabkan karena didalam struktur keluarga tidak ada peran Ayah didalam rumah atau keluarga tersebut. hasil penelitian juga menunjukkan bahwa 57% anak memiliki peran sebagai pelajar yaitu bersekolah di rumah dan 43% lainnya merupakan sosok mahasiswa yang juga melaksanakan tugas untuk membantu pekerjaan di rumah. Peran yang dilaksanakan oleh mahasiswa yang membantu pekerjaan rumah sesuai dengan literatur Retnowati (2009), bahwa untuk mencapai efektivitas dan efisiensi dalam rumah tangga salah satunya apabila anak-anaknya sudah cukup dewasa tidak perlu lagi menggunakan jasa pembantu. Pandemi Covid-19 dapat mempengaruhi pembagian kerja lansia di beberapa keluarga. pandemi ini membuat beberapa anggota keluarga terpaksa bekerja dari rumah, sehingga pembagian kerja rumah tangga dapat dibagi-bagi kepada setiap anggota keluarga.

Pembagian kerja lansia di dalam keluarga pada umumnya dipengaruhi oleh kemampuan dari lansia itu sendiri. Secara kognitif, individu lansia mengalami kemunduran dalam proses penalarannya, namun dapat mencari strategi untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan tersebut.

Secara psikososial, individu lansia menyesuaikan diri dalam menghadapi perubahan yang terjadi di lingkungannya, seperti kematian orang yang dikasihinya dan waktunya untuk pensiun dari pekerjaannya. erdasarkan hasil kuisioner, pembagian kerja yang ideal mayoritas menjawab pekerjaan yang sesuai dengan tupoksi dan dimusyawarahkan bersama agar tidak ada salah satu pihak yang terbebani. Sehingga semua pihak dapat menyepakati dan menjalani perannya tanpa terpaksa. Terutama untuk lansia, berdasarkan hasil kuisioner, lebih banyak lansia yang mengerjakan pekerjaan rumah yang ringan.

Faktor yang mempengaruhi efektif atau tidaknya sebuah pembagian kerja di kalangan keluarga lansia adalah faktor komunikasi, budaya dan lingkungan. Faktor komunikasi begitu penting dalam pembagian kerja karena dengan adanya hasil negosiasi dan kesepatan antar anggota keluarga membuat pembagian kerja dalam sebuah keluarga dapat dilakukan (Riady 2021). Faktor budaya seperti budaya patriarki cukup berpengaruh terhadap pembagian kerja.

Pembagian kerja berdasarkan budaya patriarki biasanya menempatkan perempuan hanya boleh melakukan berbagai pekerjaan rumah tangga saja. Padahal perempuan dan laki-laki memiliki kedudukan yang sama didalam pembagian pekerjaan. sedangkan faktor lingkungan mengenai persepsi yang ada di masyarakat dan masih berhubungan dengan faktor budaya. Berdasarkan hasil dari penelitian diketahui bahwa lebih banyak ibu yang memiliki pekerjaan diluar rumah. Hal ini menunjukkan bahwa budaya patriarki pada responden tidak terlalu kental. Kemudian beberapa ibu juga merangkap pekerjaan antara mengerjakan pekerjaan rumah dan bekerja diluar. Hal ini menunjukkan bahwa banyak kaum wanita yang memiliki kemampuan multitasking.

Manajemen pekerjaan pada lansia harus efektif dan berkesesuaian dengan kemampuan lansia tersebut. Pembagian peran gender sangat dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan keluarga dalam menjalankan fungsi keluarga menuju terwujudnya tujuan keluarga. Pola pembagian peran dalam keluarga dipengaruhi oleh faktor kebijakan pemerintah yang tertuang dalam berbagai peraturan, faktor pendidikan, faktor nilai-nilai, faktor budaya, dan faktor media massa. Pembagian kerja lansia yang ideal yaitu pekerjaan yang sesuai dengan tupoksi dan dimusyawarahkan bersama. Terdapat faktor yang mempengaruhi efektivitas pembagian kerja di keluarga lansia yaitu faktor komunikasi, budaya dan lingkungan.

Penulis :

Naufal Putra Gani, Silvia Dwi Pratiwi, Syifa Zhillan Z, Ulis Salsabila W, Setianing Suris M.                   

Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia, IPB University.

Koordinator : Dr. Megawati Simanjuntak, SP, M.Si

Dosen Pengampu: Ir. MD.Djamaluddin, M.Sc & Dr. Yulina Eva Riany, S.P., M.Ed

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun