“Masih lekat di hati ini
Kau bilang ku mutiara hati
Ku ingin berjumpa denganmu
Bunda telah menghadap ilahi
Biarkanlah hanya dalam mimpi
Tuk menghapus semua rinduku”.
Lagu itu mengingatkan Vira pada sesosok ibu yang sangat mengasihi dan menyayanginya. Ibu yang telah melahirkannya tujuh belas tahun silam. Hari ini, tepatnya 3 Februari adalah hari kelahirannya yang ke 17 tahun. Biasanya setiap ulang tahunnya ada ibu yang selalu mendoakannya dan berharap agar ia menjadi anak yang soleha dan bisa membanggakan. Tapi di hari ulang tahunnya yang sekarang tak ada lagi kalimat harapan yang terdengar dari sosok ibunya.
Vira sangat merindukan ibunya yang telah menghadap ilahi 3 bulan lalu karena peristiwa kecelakaan. Peristiwa yang sangat menyayat hati Vira dan masih membekas di hatinya. Bagaimana tidak? Kecalakaan itu terjadi ketika ibunya dalam perjalanan ingin menjemputnya ke sekolah. Begitu besar kasih ibumya pada Vira. Dihari ulang tahunnya ini Vira hanya berharap agar bertemu dengan ibunya walau dalam mimpi.
Dihari ulang tahunnya yang ke 17 ini, Vira dikejar banyak tugas sekolah. Belum lagi persiapannya untuk menghadapi ujian nasional. Vira harus menyelesaikan tugas-tugasnya malam itu juga. Jam menunjukkan pukul 00.15. Vira benar-benar merasa lelah dan mengantuk. Ia berusaha menyemangati dirinya agar tidak mengantuk dengan menyalakan musik, tapi tetap saja rasa kantuknya tidak hilang. Vira lalu ke kamar mandi dan mencuci muka, kemudian menuju dapur dan membuat secangkir kopi hitam. Vira terus menghirup aroma kopi itu yang menebarkan aroma harum dan menghilangkan kantuknya. Satu jam kemudian, tugas-tugasnya pun rampung. Tapi , Vira tak dapat tidur karena kopi hitam itu.
Udara terasa sangat dingin malam itu. Vira menggigil dan semakin kedinginan, namun matanya tak dapat terpejam. Vira teringat dengan boneka pemberian ibunya satu tahun lalu ketika ia berulang tahun yang ke 16. Boneka rajutan sebesar badan manusia yang bisa menghangatkan badan Vira ketika dipeluk. Vira terus memeluk boneka itu, sampai terasa hangat badannya. Dan pelukan itu seperti pelukan yang ia rasakan ketika dipeluk oleh ibunya. Rasanya ia tak ingin lepas dari boneka itu. Vira mengeluarkan air mata dan tak dapat menahan tangis. Ingatannya kepada ibunya semakin menguat dan ia semakin merindu ingin bertemu dengan ibunya. Ia ingin mendengar suara ibunya.
Vira pun memeluk boneka rajutan itu sampai tertidur pulas.
“Vira, tolong jaga kesehatan kamu Nak! Jangan tidur larut malam dan kamu harus pandai membagi waktu untuk belajar agar menjadi anak yang bisa membanggakan. Tidurlah yang nyenyak Vira. Ibu selalu berharap yang terbaik untukmu. Selamat ulang tahun yang ke 17 Vira”
Sontak, Vira terkejut dan terbangun mendengar suara yang mirip dengan almarhum ibunya. Ya, ternyata Vira melihat raut wajah ibunya yang berseri-seri dan mendengar suara ibunya mengucapkan selamat ulang tahun kepadanya lewat mimpi. Vira lalu bersyukur karena sudah dikabulkan permintaannya. Rasanya Vira tak ingin melepaskan pelukan boneka rajutan pemberian ibunya itu yang telah menghantarkan tidurnya dan yang mempertemukan Vira dengan almarhum ibunya.
Dan untuk malam-malam berikutnya, sudah menjadi kebiasaan Vira memeluk boneka rajutan itu ketika hendak tidur. Boneka rajutan itu sehangat kasih ibu. Yang dapat memberi kenyamanan tersendiri dalam diri Vira. Setiap ia memeluknya, bayangan ibunya pun terlihat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H