Mohon tunggu...
setia ningsih
setia ningsih Mohon Tunggu... -

sekarang saya sedang menyelesaikan pendidikan s1 di UIN Malang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Boneka Rajutan itu Sehangat Kasih Ibu

25 Oktober 2016   19:53 Diperbarui: 25 Oktober 2016   20:03 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Masih lekat di hati ini

Kau bilang ku mutiara hati

Ku ingin berjumpa denganmu

Bunda telah menghadap ilahi

Biarkanlah hanya dalam mimpi

Tuk menghapus semua rinduku”.

Lagu itu mengingatkan Vira pada sesosok ibu yang sangat mengasihi dan menyayanginya. Ibu yang telah melahirkannya tujuh belas tahun silam. Hari ini, tepatnya 3 Februari adalah hari kelahirannya yang ke 17 tahun. Biasanya setiap ulang tahunnya ada ibu yang selalu mendoakannya dan berharap agar ia menjadi anak yang soleha dan bisa membanggakan. Tapi di hari ulang tahunnya yang sekarang tak ada lagi kalimat harapan yang terdengar dari sosok ibunya. 

Vira sangat merindukan ibunya yang telah menghadap ilahi 3 bulan lalu karena peristiwa kecelakaan. Peristiwa yang sangat menyayat hati Vira dan masih membekas di hatinya. Bagaimana tidak? Kecalakaan itu terjadi ketika ibunya dalam perjalanan ingin menjemputnya ke sekolah. Begitu besar kasih ibumya pada Vira. Dihari ulang tahunnya ini Vira hanya berharap agar bertemu dengan ibunya walau dalam mimpi.

Dihari ulang tahunnya yang ke 17 ini, Vira dikejar banyak tugas sekolah. Belum lagi persiapannya untuk menghadapi ujian nasional. Vira harus menyelesaikan tugas-tugasnya malam itu juga. Jam menunjukkan pukul 00.15. Vira benar-benar merasa lelah dan mengantuk. Ia berusaha menyemangati dirinya agar tidak mengantuk dengan menyalakan musik, tapi tetap saja rasa kantuknya tidak hilang. Vira lalu ke kamar mandi dan mencuci muka, kemudian menuju dapur dan membuat secangkir kopi hitam. Vira terus menghirup aroma kopi itu yang menebarkan aroma harum dan menghilangkan kantuknya. Satu jam kemudian, tugas-tugasnya pun rampung. Tapi , Vira tak dapat tidur karena kopi hitam itu.

Udara terasa sangat dingin malam itu. Vira menggigil dan semakin kedinginan, namun matanya tak dapat terpejam. Vira teringat dengan boneka pemberian ibunya satu tahun lalu ketika ia berulang tahun yang ke 16. Boneka rajutan sebesar badan manusia yang bisa menghangatkan badan Vira ketika dipeluk. Vira terus memeluk boneka itu, sampai terasa hangat badannya. Dan pelukan itu seperti pelukan yang ia rasakan ketika dipeluk oleh ibunya. Rasanya ia tak ingin lepas dari boneka itu. Vira mengeluarkan air mata dan tak dapat menahan tangis. Ingatannya kepada ibunya semakin menguat dan ia semakin merindu ingin bertemu dengan ibunya. Ia ingin mendengar suara ibunya.

Vira pun memeluk boneka rajutan itu sampai tertidur pulas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun