Minggu pagi, 24 November 2024, Sita sibuk menggunting bungkus-bungkus plastik kemasan bekas snack, kopi, mi instan, dan lain-lain. Potongan-potongan kecil sampah plastik itu dimasukkan ke dalam botol plastik bekas air mineral berukuran 1,5 liter.
Sita sedang mengerjakan tugas dari sekolah untuk membuat ecobrick, bagian dari mata pelajaran P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) kelas 5 Sekolah Dasar.
Ecobrick merupakan teknik pengelolaan sampah plastik menggunakan botol plastik bekas untuk membuat blok bangunan atau batu bata. Kata ecobrick berasal dari kata "ecology" dan "brick" dalam bahasa Inggris, yang berarti "bata ramah lingkungan".
Sebenarnya, Sita sudah mulai mengerjakan ecobrick sejak minggu lalu. Namun berat ecobrick yang dibuat Sita belum memenuhi persyaratan berat minimal 500 gram.Â
Ternyata, untuk memenuhi satu botol plastik ukuran 1,5 liter membutuhkan sampah plastik yang cukup banyak. Jadi Sita harus mengumpulkan sampah plastik lebih banyak lagi.
Untuk memenuhi berat minimal 500 gram, potongan-potongan kertas harus dipadatkan secara maksimal. Untuk memadatkannya membutuhkan bantuan tenaga orang dewasa, terutama ketika isi botol plastik mulai penuh.
Nantinya, ecobrick ini akan dikumpulkan di sekolah dan bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan seperti menjadi meja, bangku, pot bunga, dan lain-lain.
Penanganan Sampah Plastik
Saat ini, sampah terutama sampah plastik merupakan masalah mendesak yang membutuhkan penanganan segera. Sampah plastik mendominasi jenis sampah di masyarakat, mulai dari kantong plastik, gelas plastik, sedotan palstik dan lainnya.
Sampah plastik sangat mencemari lingkungan, baik di darat maupun laut. Persoalannya, sampah plastik sulit terurai. Untuk mengurainya secara alami membutuhkan waktu yang sangat lama hingga ratusan tahun.
Penanganan sampah plastik membutuhkan inovasi untuk mengolah atau mendaur ulang menjadi produk atau barang yang bermanfaat. Salah satunya ecobrick. Secara sederhana, ecobrick berwujud botol plastik berisi berbagai macam sampah plastik hingga penuh dan padat.
Cara pembuatan ecobrick sangat sederhana sehingga bisa dikerjakan oleh semua kalangan. Bahannya berupa botol plastik bekas kemasan air mineral. Usahakan agar botol plastik tersebut memiliki ukuran dan jenis yang seragam. Bersihkan botol plastik dari kotoran dengan cara mencuci dan dikeringkan.
Selanjutnya kumpulkan sampah plastik seperti kantong kresek, kemasan makanan ringan, kemasan minuman instan dan lain-lain. Cuci sampah plastik hingga bersih dari kotoran, selanjutnya dikeringkan.
Potong kecil-kecil sampah plastik tersebut kemudian dimasukkan ke dalam botol plastik. Secara bertahap padatkan potongan sampah dengan menggunakan tongkat kayu, bambu, atau gagang sapu. Setelah penuh terisi, tutup botol plastik dengan penutupnya.
Untuk mencari berat minimal ecobrick, berbagai sumber menyebutkan rumusnya yaitu volume botol (mililiter) dikali 0,33 gram. Misalnya, botol bervolume 1,5 liter atau 1.500 mililiter berat minimal ecobrick sekitar 495 gram.
Seperti itulah cara membuat ecobrick. Anda tertarik untuk ikut mengurangi sampah plastik dengan cara membuat ecobrick?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H