Pada hari Jumat (8/3/2024), saya berkesempatan menyimak paparan Prof. Thomas Djamaluddin, Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Antariksa, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tentang penetapan awal Ramadan sesuai kriteria MABIMS.
Saat ini, Kemenag menggunakan kriteria baru sesuai hasil kesepakatan Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) pada 2021 yaitu ketinggian hilal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat.
Ia memaparkan bahwa pada tanggal 10 Maret 2024, tinggi bulan di Indonesia hanya sekitar 1 derajat atau kurang, elongasinya hanya 1,7 derajat. Kondisi tersebut belum memenuhi kriteria MABIMS yaitu minimal 3 derajat dan elongasinya 6,4 derajat.
Karena itu, berdasarkan hisab maka 1 Ramadan 1445 H baru jatuh pada 12 Maret 2024. Kondisi ini akan dibuktikan secara Rukyat pada saat magrib tanggal 10 Maret 2024
Selanjutnya, kita juga harus menunggu hasil sidang isbat yang akan dilaksanakan Kementerian Agama pada 10 Maret 2024.
Sementara untuk 1 Syawal 1445 Hijriah diperkirakan akan jatuh pada 10 April 2024. Hal itu menurut Prof Thomas, pada 9 April 2024, peta garis tanggalnya wilayah Indonesia dan sebagian Australia sudah sudah memenuhi kriteria MABIMS.
"Sehingga Idul Fitri-nya Insya Allah akan seragam tanggal 10 April 2024," terang Prof Thomas.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI